Home Gaya Hidup Transaksi Dahulu Bayar Kemudian

Transaksi Dahulu Bayar Kemudian

Aplikasi transportasi, travel, hingga e-niaga ramai-ramai hadirkan fitur bayar nanti. Semua demi menggaet minat konsumen mampir dilapaknya dan meningkatkan monetisasi produk. Selama pandemi, jumlah masyarakat yang melirik pay later makin meningkat. 


Sejak awal tahun ini, Robiatul Adawiyah getol menggunakan layanan transaksi online atau daring yang bisa diutang atau bayar nanti. Robi, begitu ia sering dipanggil, menggunakannya untuk beli makanan dan minuman atau pesan jasa transportasi yang bayarnya bisa ditunda sampai waktu tertentu. Layanan yang sering dipakai Robi untuk melakukan transaksi daring adalah fitur PayLater milik Gopay, perusahaan teknologi keuangan, anak usaha Gojek. 

Selain mudah digunakan, PayLater juga membantunya di saat-saat genting ketika tidak memiliki saldo di aplikasi Gopay. Bahkan, Robi merasa lebih tenang dengan sistem pembayaran di akhir bulan setelah menerima upah kerja. "Jadi enggak bingung juga kalau pas lagi enggak ada uang cash dan bayarnya juga bisa di akhir bulan. Jadi bisa tenang. Bunganya juga enggak besar," ujarnya kepada Ryan Puspa Bangsa dari GATRA.

Alih-alih memilih kartu kredit, Robi memang lebih senang memakai fasilitas bon digital ini. Fitur PayLater Gopay ini memiliki limit yang jauh lebih sedikit ketimbang kartu kredit, sehingga kontrol keuangannya bisa dilakukan dengan cukup mudah. Selain itu, limitasi PayLater terjangkau oleh perempuan 23 tahun ini.

"Dibanding pakai kartu kredit, utangku bakal lebih sedikit kalau pakai PayLater. Kalau pakai kartu kredit, kan dia bisa buat bayar apa saja. Takutnya kalau aku lagi enggak bisa mengontrol diri, bakal kebablasan dan akhirnya susah buat bayar tagihan kartu kreditnya," Robi memaparkan.

Cara pendaftaran pengguna PayLater Gopay pun tidak sulit, bahkan terbilang mudah. Cukup dengan mengisi identitas diri, melampirkan foto e-KTP, serta swafoto dengan memegang e-KTP. Setelahnya, menunggu selama satu jam dan PayLater pun sudah bisa digunakan.

Belanja dengan PayLater diakui Robi bikin ketagihan. "Makanya harus bisa ngatur keinginan juga. Lagian di PayLater juga pakai limit. Makin lama sudah pakai PayLater, makin besar juga limit yang bakal didapat. Makanya, kalau enggak mau pengeluaran terlalu besar, harus bisa ngontrol diri pakai PayLater itu,” tutur Robi.

Agar terkendali, Robi selalu berusaha membatasi penggunaan fitur pay later dalam satu bulan. Fitur pay later sebenarnya mengenakan bunga pinjaman dalam setiap pemakaiannya. Meskipun begitu, Robi tidak merasa keberatan lantaran bunga yang diberikan pun masih terhitung rendah. 

Tak hanya Gojek yang punya fitur pay later. Traveloka juga sudah sejak 2018 memperkenalkan fitur bayar nanti ini untuk memesan tiket. VP Marketing Financial Services & Transport Traveloka, Andhini Puteri, mengatakan bahwa sebagai pelopor yang memperkenalkan pay later di Indonesia, fitur ini makin berkembang.  

Traveloka PayLater bisa digunakan untuk berbagai produk yang tersedia di aplikasi, mulai dari transportasi dan akomodasi, hingga produk pemenuhan gaya hidup, seperti Traveloka Xperience. 

Fitur ini, kata Andhini, hadir untuk memberi kemudahan serta fleksibilitas pembayaran kepada para pengguna. Limitasi pay later yang dapat digunakan berbeda-beda. Mulai dari Rp1 juta hingga Rp50 juta.

"Tergantung dari assessment dan penentuan credit scoring yang dilakukan oleh mitra kami terhadap profile dari konsumen. Untuk hal ini, kami bekerja sama dengan PT Caturnusa Sejahtera Finance (CSF) selaku pemberi pinjaman," kata Andhini kepada Wahyu Wachid Anshori dari GATRA. 

Pada awal 2020, Traveloka PayLater juga telah memperluas kemitraan dengan Bank BNI dalam menyediakan pinjaman kepada konsumen. Fitur pay later Traveloka juga telah dilengkapi kartu pay later yang bekerja sama dengan Bank BRI.

"PayLater Card akan memungkinkan pengguna untuk dapat melakukan transaksi tidak hanya terbatas untuk produk Traveloka saja, tetapi juga merchant offline di seluruh dunia yang didukung oleh jaringan global Visa. Proses pendaftaran dan pengelolaan kartu juga lebih mudah dilakukan melalui aplikasi Traveloka," tutur Andhini.

Kendati pandemi Covid-19 turut merontokkan bisnis pariwisata, Traveloka memastikan diri terus fokus memperkuat layanan kepada konsumen. Meski demikian, Andhini tak memerinci seberapa besar dampak pandemi terhadap bisnis Traveloka, termasuk fitur pay later-nya.

***

Sejumlah lokapasar juga giat menghadirkan fitur bayar nanti, termasuk Blibli. VP of Business Development Blibli, William Hadibowo, mengatakan bahwa Blibli PayLater baru hadir Mei 2020. Blibli bekerja sama dengan perusahaan teknologi keuangan Indodana. Limitasi bayar nanti Blibli hingga Rp8 juta dengan masa pelunasan 30 hari setelah transaksi berlangsung atau mencicil dengan tenor 2, 3 dan 12 bulan dengan bunga pinjaman 2%. 

"Ke depan, kami akan terus mengembangkan produk pay later untuk memperluas jangkaun ke lebih banyak masyarakat di seluruh Indonesia," katanya kepada Qanita Azzahra dari GATRA.

Sejak awal diluncurkan, Blibli PayLater mengalami rata-rata peningkatan 63% tiap bulannya. Penggunanya sendiri tersebar di 22 kota di Indonesia. Naiknya pengguna Blibli PayLater, kata William, didorong oleh proses registrasi yang cepat dan mudah, biaya administrasi rendah, serta cara pelunasan yang luas dan lengkap.

Opsi pembayaran Blibli Paylater mencakup 10 metode pembayaran bersama 38 mitra. "Bahkan selama pandemi, Blibli PayLater telah membantu pelanggan mendapatkan kebutuhan hidup. Terlihat dari penggunaan Blibli PayLater yang mayoritas dipusatkan pada pembelanjaan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari, terutama minyak goreng, gula, dan beras," tutur William.

Adapun lokapasar Tokopedia sudah sejak 2018 menyediakan fitur ini, yang bisa digunakan pengguna untuk belanja mulai dari Rp30.000 hingga Rp30 juta. "Bunga dan limit tergantung kebijakan masing-masing mitra tekfin," kata Senior Lead Big Data & Project (Fintech) Tokopedia, Marina Ivana Tjuanda, kepada GATRA.

Persyaratan yang diterapkan Tokopedia dalam penggunaan pay later, juga hampir mirip dengan syarat pay later yang digunakan aplikasi lain. Adapun ketentuan pengguna memiliki penghasilan tetap minimal Rp3 juta.

Menurut Marina, layanan ini sangat diminati masyarakat, bahkan di tengah pagebluk. "Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah transaksi pada fitur pay later di Tokopedia naik hampir dua kali lipat selama Oktober 2020 jika dibandingkan dengan Februari lalu sebelum pandemi."

Selain lokapasar, perusahaan layanan keuangan digital OVO juga menyediakan fitur pay later sejak awal 2019. OVO bahkan menjadi salah satu mitra Tokopedia. Namun, saat ini OVO sedang menghentikan sementara fitur bayar nantinya. "Fitur pay later sementara dinonaktifkan dalam rangka peningkatan sistem dan akan hadir dalam waktu dekat," kata Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit.

Sebagai gantinya, OVO mendorong penggunaan layanan peminjaman dana lainnya, yakni OVO ModalUsaha yang diperuntukkan bagi pelaku UKM. OVO ModalUsaha dihadirkan melalui PT. Indonusa Bara Sejahtera (Teralite). Perusahaan P2P lending ini juga menjadi bagian dari Grup OVO.

Harumi juga membeberkan, OVO ModalUsaha justru mengalami peningkatan signifikan. Hal ini didorong oleh kebutuhan para pelaku UMKM dan UKM untuk membangun kembali usahanya yang keok akibat wabah virus corona, seperti masalah kekurangan modal, kesulitan menggaji karyawan, hingga ancaman bangkrut.

Untuk mengatasi potensi gagal bayar oleh para pengguna, OVO selalu menerapkan fitur credit scoring. Langkah ini dilakukan secara otomatis oleh teknologi machine learning yang mampu menganalisis potensi gagal bayar dari tiap calon peminjam. "Sehingga kelangsungan perusahaan maupun kondisi peminjam terjaga dengan baik dan cicilan dapat dilunasi dengan baik," ujar Harumi.

Fitri Kumalasari