Home Gaya Hidup Sapta Nirwandar & Rekor Pribadi

Sapta Nirwandar & Rekor Pribadi

Ada sedikit kejutan dalam acara peluncuran buku Kepariwisataan NTT Menuju Kelas Dunia yang ditulis Sapta Nirwandar dan Frans Teguh akhir tahun lalu. Pada pertengahan acara yang digelar secara hybrid di Hotel Pullman, kawasan Thamrin, Jakarta itu, muncul sosok Jaya Suprana di layar.

Melalui layanan Zoom, pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) itu menyematkan rekor baru MURI untuk kategori "Pribadi yang Menjadi Narasumber di Konferensi dan Webinar Terbanyak" kepada Sapta Nirwandar. "Tidak hanya konferensi dan webinar tingkat nasional, melainkan juga tingkat internasional," kata Jaya.

Sapta, 66 tahun, yang menjabat Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II itu, merasa bersyukur dengan pencatatan rekor MURI. "Artinya, produktivitas saya sebagai "pensiunan" masih diakui dan semoga bisa menginspirasi warga negara senior lainnya di Indonesia," ujarnya sedikit berseloroh kepada GATRA.

Dihitung-hitung, pada kurun Maret-November 2020 dirinya terlibat sebagai narasumber dan moderator dalam 70 konferensi dan webinar berskala global maupun domestik. Buat Sapta, rekor pribadinya itu tidak melulu urusan kuantitas, tetapi juga kualitas menambah pengetahuan dan jaringan yang mendukung aktivitasnya sebagai Chairman Indonesian Tourism Forum (ITF) dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC). "Kalau urusannya hanya jumlah, mungkin banyak yang jumlahnya melebihi pencapaian saya," ucapnya dengan nada merendah.

Sapta terlibat sebagai narasumber dan atau moderator, antara lain dalam forum bersama United Nastions World Tourism Organization (UN WTO), World Travel and Tourisme Council (WTTC), World Tourism Forum Institute (WTFI), DinarStandar, Dubai Islamic Economy Development Center (DIEDC), dan lainnya.

Menurutnya, pandemi Covid-19 di satu sisi memang membatasi aktivitas fisik dan program-program kegiatan yang telah dirancang sebelumnya. Namun di sisi lain, percepatan penggunaan aplikasi digital dalam aktivitas sehari-hari manusia di era wabah ini, mempermudah keterlibatannya dalam kegiatan yang dicatatkan rekornya itu.

Melalui layanan Zoom, YouTube, Instagram, dan lainnya, jarak fisik diringkus serta frekuensi kegiatan diperbanyak, jaringan kerja diperluas, semua bisa dilakukan dari rumah. "Dalam situasi normal, rata-rata saya hanya bisa terlibat di 12-15 konferensi saja dalam satu tahun," kata Sapta lantas menambahkan, "Hikmahnya, di balik kesulitan, ada kemudahan."

Sebelum pencatatan rekor pribadi itu, Sapta yang kini menjabat juga sebagai Ketua Federasi Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FOKBI), telah terlibat dalam sejumlah pemecahan rekor, dengan peran sebagai penyelenggara dan inisiator. Salah satunya, rekor MURI untuk "Berenang Estafet Mengelilingi Pulau Samosir" pada 2013 dan "Festival Debus dengan Peserta Terbanyak" pada 2014, serta Guinness Book of World Records untuk kegiatan poco-poco massal yang melibatkan hingga 65.000 peserta pada 2018.

97