Pekanbaru,Gatra.com - Jumlah lawatan wisatawan asing ke Provinsi Riau pada tahun 2020 tercatat 13.703 kunjungan. Angka tersebut menurun jika dibandingkan kunjungan pada tahun 2019 yang mencapai 55.786 kunjungan. 

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misffarudin, secara persentase penurunan tersebut mencapai 75 persen. Seretnya lawatan pelancong, juga tampak pada mobilitas wisatawan mancanegara (wisman) di bandara Sultan Syarif Kasim II. 

"Pola kunjungan wisman via bandara bisa dikatakan fluktuatif. Boleh dibilang sejak April hingga Desember 2020 tidak ada wisman yang masuk melalui pintu bandara Sultan Syarif Kasim," katanya di Pekanbaru, Kamis (11/2). 

Misffarudin membenarkan Covid-19 menjadi faktor paling dominan penyebab anjloknya minat pelancong mengunjungi Riau. 

Dalam kondisi normal Riau bisa menjadi pijakan pelancong asing, terutama bagi mereka yang menuju Sumatera Barat. Kedekatan Riau dengan negara jiran seperti Malaysia dan Singapura membuat wilayah ini gampang diakses. 

Sementara itu Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Riau, Novrizon, mengatakan penyekatan mobilitas manusia selama pandemi telah memukul sektor perhotelan. Bahkan di saat penerapan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, sejumlah hotel di Pekanbaru berhenti beroperasi. 

"Kalau untuk penginapan kan, wisatawan domestik tetap menjadi tumpuan di sektor perhotelan. Semenjak pandemi harus diakui minat untuk bepergian menjadi berkurang, bahkan sebelum penghujung tahun 2020 efek itu sudah terasa, ada yang bahkan menghentikan operasional," tekannya. 

Seretnya jumlah pengunjung hotel pada giliranya juga menggerogoti besaran pendapatan asli daerah (PAD). Kota Pekanbaru misalnya, jika dalam kondisi normal bisa memungut Rp4 miliar perbulan, saat pandemi sempat hanya bisa meraup Rp132 juta perbulan. Padahal dari 500 hotel se-Riau, 198 hotel berlokasi di Pekanbaru.