Home Gaya Hidup Momen Isra Miraj, Wamenag Ingatkan Nilai Ibadah Salat

Momen Isra Miraj, Wamenag Ingatkan Nilai Ibadah Salat

Jakarta, Gatra.com - Dalam memaknai peringatan Isra' Mi'raj 27 Rajab 1442 H, Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi berpesan agar masyarakat dapat terus mengimplementasikan nilai-nilai ibadah salat dalam kehidupan sehari-hari.

Ibadah Salat menempati posisi yang sangat utama dalam ajaran Islam. Dalam hadits pun, sambung Zainut, salat diibaratkan sebagai tiang agama dan dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Salat juga dapat mendidik seorang muslim menjadi pribadi yang bersih, jujur, sabar dan disiplin.

Zainut juga berpandangan, Salat pun punya nilai-nilai yang dapat dijadikan bekal dalam konteks menghadapi pandemi Covid-19. 

"Salat melatih diri kita untuk sabar dan disiplin dalam melakukan gerakan kampanye dan edukasi  kepada masyarakat melalui pembiasaan hidup sehat melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan disiplin menerapkan protokol kesehatan," kata Zainut kepada wartawan, Kamis (11/3).

Dalam suasana musibah yang melanda dunia dengan merebaknya virus Corona, sejatinya menjadi pengingat bagi umat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, melakukan muhasabah dengan memperbanyak berdzikir, memohon ampunan (istighfar) kepada Allah.

Melalui momentum Isra' Mi'raj, Wamenag pun mengajak seluruh rakyat Indonesia, untuk menggalang solidaritas nasional, menumbuhkan sikap empati dan kepekaan perasaan terhadap musibah dengan saling membantu dan bahu membahu mengatasi musibah ini dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

"Bukan dengan saling menyalahkan dan saling menghujat. Musibah ini bukan menjadi tanggung jawab Pemerintah semata, tetapi tanggung jawab kita bersama," tegasnya

Zainut juga menghimbau kepada para ulama, kiai, habaib, tuan guru dan lainnya, untuk ikut mendukung kebijakan Pemerintah dalam mengatasi musibah virus Corona. Karena melalui hikmah Isra' Mi'raj diharapkan dapat memberikan pesan agama kepada masyarakat dengan narasi yang positif dan edukatif.

"Sebaliknya, tidak menyampaikan pesan agama yang dapat menimbulkan kontroversi dan perpecahan di masyarakat," katanya.
 

163

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR