Cilacap, Gatra.com – Siklon Tropis Surigae (900hPa) terpantau di perairan timur FIlipina dan berdampak peningkatan tinggi gelombang mencapai 4-6 meter di Samudra Pasifik utara Halmahera, 2,5-4 meter di Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Laut Sulawesi bagian Tengah dan Timur, Perairan Morotai bagian Utara dan Samudra Pasifik utara Papua Barat.

Keberadaan Siklon Tropis ini juga berdampak ke pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dan selatan. Di sisi utara, pada umumnya bergerak dari Barat Daya-Barat Laut, dengan kecepatan angin berkisar 5 – 30 knot.

“Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Timur - Selatan dengan kecepatan angin berkisar 5 - 20 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Laut Maluku bag. Utara, dan Samudra Pasifik Utara Papua Barat,” kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Tunggulwulung, Feriharti Nugrohowati, Senin (19/4).

Kecepatan angin yang tinggi tersebut, kata dia, memicu gelombang tinggi di perairan selatan, mulai dari selatan Sukabumi, Jawa Tengah, hingga Yogyakarta. Khusus di Jawa Tengah hingga Yogyakarta, gelombang tinggi berpotensi hingga empat meter.

“Perairan selatan Cilacap, Samudera Hindia selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, Samudera Hindia selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, Samudera Hindia selatan Purworejo, perairan selatan Yogyakarta, Samudera Hindia selatan Yogyakarta,” jelasnya.

Dia meminta agar nelayan, pengguna transportasi laut, pengelola wisata dan wisatawan pantau meewaspadai risiko tinggi terhadap keselamatan. Pasalnya, ketinggian gelombang empat meter berbahaya untuk semua jenis kapal, baik perahu nelayan maupun kalap kargo dan pesiar.

“Kapal ukuran kesar seperti Kapal kargo/kapal pesiar, kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter. Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” ujarnya.