Home Ekonomi Sepi Peminat Dimassa Pandemi Pengrajin Rotan Terancam Punah

Sepi Peminat Dimassa Pandemi Pengrajin Rotan Terancam Punah

Pagaralam, Gatra.com- Pandemi Virus Corona (Covid-19) sudah berlangsung tepat satu tahun ini. Pandemi ini membuat banyak sektor yang terdampak bahkan nyaris tidak bisa berjalan seperti sektor pariwisata. Terdampaknya sektor pariwisata berimbas pada sektor lainnya yaitu sektor perdagangan terutama para pelaku UMKM.

Seperti yang terjadi di Kota Pagaralam yang merupakan salah satu destinasi wisata di Sumsel. Kota Pagaralam cukup terdampak karena menurunnya tingkat kunjungan wisatawan ke Pagaralam. Hal ini juga berdampak pada usaha-usaha kecil yang bergantung pada wisatawan. 

Seperti para pengrajin buah tangan dari rotan asal Kota Pagaralam. Para pengrajin rotan ini sangat merasakan dampak dari Pandemi Covid-19 ini. Bahkan satu tahun ini mereka merasa sudah dalam kondisi kritis. Pasalnya penjualan kerajinan rotan mereka turun lebih dari 100 persen. Bahkan kadang dalam satu bulan belum tentu hasil kerajinan rotan mereka laku terjual.

Seperti yang diceritakan Nurlela salah satu pengrajin rotan dikawasan jalan lintas Pagaralam-Lahat tepatnya di Desa Tanjung Menang Kecamatan Dempo Selatan.

Nurlela mengaku sangat merasakan dampak dari Pandemi Covid-19 ini. Hasil kerajinan mereka sama sekali tidak laku meskipun pada hari biasa bahkan pada hari libur panjang.

"Selama Covid-19 ini pak yang sudah satu tahun ini, hasil kerajinan kami bisa dikatakan tidak laku atau tidak ada pembeli. Pasalnya selama ini pembeli kami kebanyakan dari wisatawan. Namun karena kunjungan wisata ke Pagaralam menurun membuat omset kami juga menurun," ujarnya kepada Gatra.com Jumat (23/04/21)

Bahkan diceritakan Nurlela, dalam dua minggu berjualan kadang barang miliknya hanya laku satu saja. Itupun kadang bukan dari wisatawan namun warga Pagaralam sendiri yang membeli.

"Kadang berhari-hari kami disinu hanya duduk saja memandangi mobil lewat dan tidak ada satupun yang berhenti untuk membali kerajinan kami pak," katanya.

Mirisnya lagi, para pengrajin kadang harus memakan uang modal untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari agar bisa tetap makan. "Jika ada barang yang laku maka hasil jual tidak bisa lagi dijadikan modal. Pasalnya uangnya langsung dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Ditambah saat ini bulan ramadhan yang pengeluaran perhari juga bertambah," ungkapnya.

Pengrajin lainnya, Sus mengatakan, harusnya pemerintah dapat memberikan solusi untuk para pengrajin rotan agar bisa tetap bertahan dimassa pandemi Covid-19 ini. Pasalnya jika tidak ada campur tangan pemerintah para pengrajin rotan khas Pagaralam ini akan berangsur hilang karena tidak bisa lagi produksi.

"Pemerintah bisa menjadi konsumen tetap bagi para pengrajin. Pasalnya kerajinan kami ini bisa jadi buah tangan untuk para tamu Pemkot Pagaralam atau paling tidak jadi wadah buah tangan seperti teh dan kopi. Jika ini dilakukan pemkot Pagaralam kami akan sangat terbantu," harapnya.

915