Home Gaya Hidup Riset UIN Kalijaga, TV Ditinggal Karena Kualitas Buruk

Riset UIN Kalijaga, TV Ditinggal Karena Kualitas Buruk

Sleman, Gatra.com - Melalui riset mendalam selama tujuh tahun, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menyatakan buruknya kualitas siaran televisi nasional menjadi penyebab utama hilangnya penonton.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor I UIN Kalijaga, Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Iswandi Syahputra saat Focus Group Discussion ( FGD) Riset Indeks Kualitas Siaran Televisi di Yogyakarta (27/5).

"Siaran televisi semakin ditinggalkan oleh masyarakat, bukan semata tergeser oleh kehadiran Medsos ataupun TV digital. Tetapi dikarenakan oleh semakin buruknya kualitas siaran televisi," kata Iswandi melalui rilis yang diterima Gatra.com.

Fakta ini menurutnya didapatkan dari riset indeks kualitas yang digagas bersama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) selama tujuh tahun meneliti delapan program yang disiarkan oleh televisi nasional.

Delapan program yang diteliti yaitu Berita, Talkshow, Sinetron, Variety Show, Religi, Program acara Anak, Wisata Budaya, dan Infotainment.

Buruknya kualitas siaran televisi secara umum disebabkan pengelola  berkiblat pada lembaga riset AC. Nielsen, yang mengacu pada hukum pasar. Sehingga yang terjadi, jika ada satu acara yang ratingnya tinggi, semua televisi berlomba membuat acara serupa. 

"Nggak ada inovasi membuat konten siaran yang mendidik dan mencerdaskan.  Jika lembaga televisi tidak segera berubah, masyarakat akan kabur meninggalkan pertelevisian," lanjutnya.

Hasil riset ini menurut Iswandi adalah sebagai kritikan dan masukan  agar pengelola stasiun televisi berpikir keras untuk memproduksi konten-konten siaran yang berkualitas dan mencerdaskan masyarakat. 

"Sementara KPI dan perguruan diharapkan menjadi pencerah agar pertelevisian Indonesia tetap bisa eksis dengan memproduksi konten-konten siaran yang berkualitas, mendidik, mencerdaskan, dan mempersatukan keragaman Indonesia," urainya.

Dalam acara yang dihadiri KPI Pusat yang diwakili Komisioner Bidang Kelembagaan, Hardly Stefano Pariela. KPI menerangkan dalam riset indeks kualitas program siaran televisi selain dengan UIN Sunan Kalijaga, juga bekerjasama dengan 12 perguruan tinggi lainnya.

"Riset yang melibatkan informan ahli diharapkan melakukan pendalaman penilaian serta konfirmasi lanjutan atas penilaian yang dilakukan terhadap delapan kategori program siaran televisi," ujarnya.

Hardly menjelaskan, riset yang dilakukan KPI terhadap program siaran televisi adalah untuk menilai kualitas. Maka, angka indeks menjadi alat bantu untuk memudahkan penilaian.

"Terpenting dari riset ini adalah adalah catatan dan rekomendasi yang diberikan oleh para informan ahli di balik angka indeks tersebut," ucapnya.


 

242