Home Ekonomi Karena Ini Produsen Tahu Mogok Massal

Karena Ini Produsen Tahu Mogok Massal

Sragen, Gatra.com- Mahalnya harga kedelai impor membuat perajin tahu asal Kampung Teguhan, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen, Jateng kelimpungan. Mereka memilih mogok produksi karena problem tersebut seakan tak bersolusi. Kepada perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sragen, para perajin mendesak pemerintah memberikan subsidi pembelian bahan baku. Itu opsi tidak kunjung stabilnya harga kedelai impor. 
 
"Semua perajin tahu kebingungan mau bagaimana ke depan. Kalau tetap produksi di saat harga bahan baku mahal, bisa terus merugi. Kami tidak bisa kalau mengurangi ukuran atau menaikkan harga. Lebih baik stop produksi saja," kata salah satu perajin tahu Kampung Teguhan, Hadi Widodo di forum tersebut, Jumat (28/5). 
 
Mogok produksi tahu sudah dilakukan perajin tahu kampung itu sejak awal pekan ini. Aksi tersebut untuk memantik perhatian pemerintah agar mengambil kebijakan impor yang berpihak ke kalangan UMKM. Selain itu, konsumen juga harus tahu problem yang melatarbelakangi produksi tahu 'tiarap'. Para perajin benar-benar tak berdaya akibat mahalnya kedelai.
 
"Mogok ini sampai kapan tidak tahu. Sebenarnya ketika harga kedelai sudah Rp 8.000-9.000, solusi bisa diatasi dengan menaikkan harga. Tapi harga terus melambung. Hari ini saya jualan, tapi hasilnya dibelikan kedelai untuk besok tidak bisa laku. Mogok ini juga biar konsumen tahu kalau kedelai memang larang tenan," paparnya. 
 
Perajin lainnya, Sri Mulyani menyebut saat ini ada sekitar 75 sampai 100 perajin tahu di Teguhan yang mogok produksi. Sehari sebelum mogok, dirinya sempat ditawari oleh Dinas Pertanian Provinsi yang siap menyuplai kedelai lokal dengan harga Rp 8.500 perkilo. Pihak dinas siap menanggung biaya transport. Namun kabar baik itu tertahan karena perajin kesulitan menyiapkan uang pembayaran senilai Rp 85 juta untuk 10 ton kedelai. Uang pembayaran harus dilunasi hanya dalam waktu sehari. 
 
Kabid Perdagangan Disperindag Sragen, Moh Farid Wajdi menyampaikan pihaknya sudah mengecek harga di Pasar Bunder, Gondang dan Gemolong yang menunjukkan harga kedelai saat ini di angka Rp 10.200-10.250. 
 
Terkait mahalnya harga kedelai, dari Pemprov sudah mengecek importir kedelai bahwa harga dari kapal sudah Rp 10.150 perkilo. Sementara saat ini tidak ada petani lokal yang menanam kedelai.  "Kami sudah minta kalau ada operasi pasar, Sragen tolong diprioritaskan. Rencana besok Senin kita mau rapat dengan dinas pertanian yang tahu link kedelai lokal. Sehingga kita bisa koordinasi dengan mereka tentang ketersediaan kedelai lokal sebagai alternatif pengganti kedelai impor," tuturnya.
1245