Home Gaya Hidup Arus Listrik Searah Tenaga Surya Atasi Mati Lampu di saat Pandemi

Arus Listrik Searah Tenaga Surya Atasi Mati Lampu di saat Pandemi

Karanganyar, Gatra.com - Proses pembelajaran via daring dan operasional perangkat listrik pendukung SMKN Jenawi, Karanganar Jateng tak lagi byar pet alias sering mati lampu. Sebuah ruangan disiapkan untuk menstabilkan arus listrik serta memproduksi energi terbarukan.

Pembuatan prototipe DC Smart Energy tersebut dilatarbelakangi seringnya sekolah menengah kejuruan di lereng Gnung Lawu ini tiba-tiba mati lampu. Bahkan tanpa pemberitahuan dari PLN di saat proses belajar sedang berlangsung.

Pihak sekolah berinisiatif memanfaatkan perangkat panel surya yang menampung energi di solar sel.

“Ketika cuaca terik, sinar matahari yang sampai ke panel surya ditampung ke aki. Dari situ pemakaiannya bisa diatur,” kata Eko Mei Shodiq, kreator DC Smart Energy kepada Gatra.com, Senin (23/8).

Lantaran alat elektronik rumah tangga kebanyakan mengonsumsi arus listrik tidak searah (DC), maka ia mengembangkan piranti tanpa perlu mengonversi arus listriknya. Pemakaiannya tetap dengan arus listrik searah (AC).

Pemakaian arus listrik searah menguntungkan dari sisi keamanan. Terutama tidak menyetrum apabila tersentuh tubuh manusia.

Inovasi DC Smart Energy ini memenangkan lomba kreativitas dan inovasi (Krenova) tahun 2021 yang diselenggarakan Pemkab Karanganyar. Tim beranggota lima orang guru ini memenangkan juara dua dalam kategori umum.

Guru teknik komputer jaringan SMKN Jenawi ini mengatakan cara kerja pirantinya sederhana dan dapat diaplikasi ke rumah tangga.

Guru Teknik Komputer Jaringan SMKN Jenawi ini mengatakan, cara kerja alat yang dikembangkannya cukup sederhana. Energi yang tersimpan di aki berupa solar cell dialirkan ke alat elektronik setelah diolah di alat bernama DC step up/step down.

“DC step up/step down menyalurkan energi sesuai kebutuhan. Jika alat elektronik membutuhkan 20 volt sementara yang keluar dari aki penyimpanan 12 volt, maka DC step up dinaikkan menjadi 20 volt. Begitu pula kebutuhan di bawah 12 volt, maka tinggal menurunkannya lewat DC step down,” katanya.

Kelemahan DC mart energy adalah kurang cocok menyuplai energi ke alat elektronik berkonsumsi listrik besar seperti rice cooker, AC, dan seterika. Ia menyarankan untuk alat elektronik semacam itu tetap memakai listrik PLN.

“DC smart energy diperuntukkan alat listrik berdaya kecil seperti lampu, charger ponsel dan sejenisnya,” katanya.

Kepala SMKN Jenawi, Sri Eka Lelana mengatakan DC smart energy menjadi solusi sekolahnya saat mati lampu.

“Perangkat server jaringan tetap menyala dengan DC smart energy. Ini sangat bermanfaat saat dilaksanakan ujian daring serta saat para guru menyampaikan pembelajaran via zoom meeting,” katanya.

Sri Eka mengatakan modal pembuatannya memang tidak sedikit. Namun manfaatnya besar.

“Baterai diisi 8 jam bisa bertahan 2-3 hari. Komponen di pasaran tersedia dan terjangkau. Enggak perlu pajak listrik juga. Bisa pula diterapkan di rumah tangga,” katanya.

12545