Home Gaya Hidup Potensi PLTS Atap Capai 32,5 GW, Baru Dimanfaatkan 35,56 MWp

Potensi PLTS Atap Capai 32,5 GW, Baru Dimanfaatkan 35,56 MWp

Jakarta, Gatra.com– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Indonesia mencapai 32,5 gigawatt (GW). Namun, hingga Juli 2021 baru dimanfaatkan sebesar 35,56 megawatt-peak (MWp).

Meski begitu, data Kementerian ESDM menunjukkan pertumbuhan positif jumlah pelanggan PLTS Atap. Pada Juli 2021, tercatat ada sebanyak 4028 pelanggan. Jumlah ini naik sepuluh kali lipat dibandingkan Januari 2018 yang baru 351 pelanggan.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan kapasitas PLTS Atap di Jawa Barat telah mencapai 8,84 MWp, disusul Jakarta Raya sebanyak 6,99 MWp, Jawa Tengah & DIY sebesar 5,81 MWp, Jawa Timur 4,54 MWp, dan seterusnya.

“Ini mulai tersebar bahkan sampai ke wilayah Papua dan Papua Barat yang sudah memasang PLTS Atap. Saat ini wilayah tersebut menghasilkan sekitar 0,1 MWp,” kata Dadan dalam konferensi pers daring, Jumat (27/8).

Selain mengembangkan PLTS Atap, pemerintah juga berupaya menggarap PLTS Terapung dan PLTS Skala Besar. Pemerintah sedang membangun PLTS Terapung berkapasitas 145 MW di Waduk Cirata, yang ditargetkan dapat beroperasi mulai November 2022.

Kementerian ESDM memproyeksikan bahwa Indonesia memiliki potensi hingga 12 GW di 28 PLTA eksisting, serta potensi sebesar 28 GW di 375 lokasi waduk atau danau.

Sementara untuk pengembangan PLTS Skala Besar, pemerintah menargetkan capaian 5,34 GW pada 2030. Program ini menyasar area bekas tambang dan lahan non-produktif. Rencananya, PLTS Skala Besar akan diintegrasikan dengan kawasan industri sehingga bisa menciptakan sinergi antara pengembangan EBT dengan wilayah ekonomi.

Berbagai upaya tadi dilakukan untuk mendukung tercapainya target porsi 23% EBT dalam bauran energi nasional tahun 2025, yang sekarang baru sebesar 11,2%. Di sisi lain, turut berkontribusi mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca hingga 29% pada 2030.

1993