Home Politik Gambaran Sulitnya Pemilu bagi WNI di Hong Kong dan Arab Saudi

Gambaran Sulitnya Pemilu bagi WNI di Hong Kong dan Arab Saudi

Jakarta, Gatra.com – Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (NETGRIT), Ferry Kurnia Rizkiansyah, membeberkan betapa sulitnya melangsungkan pemilihan umum (pemilu) bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri, terutama di Hong Kong dan Arab Saudi.

“Berbeda misalnya di Hong Kong itu kebanyakan saudara-saudara kita yang tenaga kerja wanita itu berbeda dengan di Arab Saudi yang sama-sama TKW tapi kulturnya berbeda,” ujar Ferry dalam sebuah webinar yang digelar pada Jumat, (10/9/2021).

“Di Hong Kong masih bisa hari Sabtu-Minggu para TKW-TKW kita berkumpul di Victoria Park, tapi di Arab Saudi itu tidak boleh kalau tidak diizinkan oleh majikannya,” imbuh Ferry.

Selain itu, Ferry juga menggarisbawahi perbedaan hari libur di Indonesia dan negara-negara tersebut. “Hari libur bagi pekerja Indonesia di luar negeri juga berbeda-beda. Ini juga menjadi tantangan. Bisa jadi hari libur di Indonesia berbeda dengan hari libur di luar negeri, kan?” ujar Ferry.

Oleh karena itu, special voting arrangements (SVA) atau pengelolaan pencoblosan khusus amat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan-tantangan pemilu tersebut. Ferry menyebut bahwa dalam dua pemilu sebelumnya, yaitu 2014 dan 2019, jenis-jenis SVA yang biasa dijalankan untuk WNI di luar negeri adalah early voting, postal voting, dan mobile ballot box.

Early voting adalah pemungutan suara dini yang dilakukan sebelum hari H yang sudah ditetapkan. Postal voting adalah pemungutan suara di mana berkas voting diantarkan ke kediaman pemilih oleh kantor pos. Sementara mobile ballot box adalah semacam Tempat Pemungutan Suara (TPS) keliling.

131