Home Kebencanaan Pengelola Obyek Wisata Diminta Waspada Bencana Alam

Pengelola Obyek Wisata Diminta Waspada Bencana Alam

Pekalongan, Gatra.com - Pengelola obyek wisata di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah diminta mewaspadai potensi bencana alam seiring meningkatnya intensitas hujan. Kewaspadaan terutama perlu dilakukan pengelola obyek wisata yang memiliki aktivitas di sungai.

Kapolres Pekalongan AKBP Arief Fajar Satria mengatakan, cuaca ekstrem yang diperkirakan berlangsung selama musim hujan, rawan terjadinya sejumlah bencana alam seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan angin kencang.

"Potensi bencana alam tersebut harus disikapi dengan kesiapsiagaan seluruh pengelola destinasi wisata maupun desa-desa wisata dan wisatawan di wilayah Kabupaten Pekalongan," kata Arief, Senin (1/11).

Menurut Arief, tempat-tempat wisata yang wajib meningkatkan kewaspadaan tersebut terutama yang memiliki aktivitas di alur sungai dengan hulunya berada di lereng-lereng perbukitan, seperti di wilayah Lebakbarang, Paninggaran, Kandangserang dan Petungkriono. Selain banjir bandang, wilayah-wilayah itu juga rawan terjadi longsor.

“Pengelola destinasi dan desa wisata agar meningkatkan koordinasinya dengan BPBD dan Tim SAR setempat untuk memantau kemungkinan terjadinya bencana agar bisa diantisipasi dengan baik,” katanya.

Arief juga meminta kepada pengelola melakukan langkah pencegahan dan antisipasi dampak curah hujan tinggi dengan melakukan patroli di area obyek wisata. 

"Lakukan pengecekan di titik-titik yang rawan bencana, termasuk jika ada pohon rawan tumbang," ujarnya.

Prakirawan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tegal Sri Nur Latifah mengatakan, musim penghujan di wilayah pantura barat, seperti Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pekalongan diperkirakan berlangsung mulai dasarian I Oktober atau 10 hari pertama di bulan Oktober. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari-Februari 2022.

"Selama musim penghujan, masyarakat perlu mewaspadai bencana hidrometeorologi, yakni banjir dan tanah longsor," ujarnya.

1070