Home Kesehatan Repotnya Jika Kakek-kakek Ereksi Tak Berkesudahan, Bisa Dipicu Covid

Repotnya Jika Kakek-kakek Ereksi Tak Berkesudahan, Bisa Dipicu Covid

London, Gatra.com- Banyak pria di Inggris harus berakhir di rumah sakit setelah mengalami ereksi berjam-jam. Sputniknews, 8/11. Dokter memperingatkan bahwa jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan jaringan parut atau impotensi.

Lebih banyak pria di Inggris dirawat di rumah sakit dengan ereksi menyakitkan yang berlangsung selama berjam-jam, angka NHS Digital menunjukkan, menurut The Sun. Tahun lalu, 326 pasien harus dirawat akibat si Dede tegang berjam-jam. Angka ini naik 16% dari satu dekade lalu.

Usia rata-rata seorang pasien adalah 40, meskipun beberapa pria yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi tersebut berusia 80-an dan bahkan 90-an, kata petugas medis.

Menurut para ahli, meningkatnya jumlah kasus ereksi menyakitkan yang berlangsung lama, yang dikenal sebagai priapisme, terkait dengan penyalahgunaan Viagra serta kokain. Kondisi ini juga dapat ditemukan pada pria yang menderita penyakit sel sabit dan leukemia, serta Covid-19.

Seperti pria Latin berusia 65 tahun yang menderita apa yang oleh para ahli medis disebut sebagai priapisme atau ereksi penis yang persisten dan menyakitkan. Laporan kasusnya diterbitkan dalam  The American Journal of Emergency Medicine.

Dokter dari rumah sakit Le Chesnay, tempat pria itu diisolasi, awalnya menerapkan kompres es, tetapi ereksi tidak pernah mereda atau hilang bahkan setelah empat jam. Hal ini mendorong para dokter untuk menggunakan jarum untuk mengalirkan darah dari area pribadinya.

Dokter menemukan bahwa area pribadi pria Latin itu penuh dengan gumpalan darah, menurut laporan yang diterbitkan Fox News. Menurut dokter, pembekuan darah sangat umum terjadi pada pasien COVID-19. Namun, mereka mengatakan kondisi pria tua itu adalah priapisme pertama yang diketahui, yang dipicu oleh darah yang terperangkap di area pribadi yang disebabkan Covid-19.

"Presentasi klinis dan laboratorium pada pasien kami sangat menyarankan priapisme terkait dengan infeksi SARS-CoV-2," kata para dokter.

Namun, para dokter mengakui masih perlu penelitian tambahan untuk memastikan hubungan antara pembekuan darah dan COVID-19. Jika priapismus tidak segera diobati, ini dapat menyebabkan jaringan parut atau impotensi, tim medis menekankan

663