Home Kebencanaan Alat Berat Dikerahkan Tambal Tanggul Sungai Cikawung yang Jebol

Alat Berat Dikerahkan Tambal Tanggul Sungai Cikawung yang Jebol

Cilacap, Gatra.com – Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, mulai memperbaiki empat titik tanggul jebol di Sungai Cikawung, di Kecamatan Cimanggu dan Majenang, menyusul surutnya banjir di empat desa di Kecamatan Majenang.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono mengatakan hari ini ada tiga alat berat yang dikerahkan untuk memperbaiki satu titik tanggul jebol di Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu dan tiga titik di Kecamatan Majenang. Perbaikan dilakukan dengan menguruk titik jebol menggunakan tanah.

“Perbaikan darurat, darurat Mas Ridlo. Penguatan tanggul, penguatan tanggul dengan ini, dengan tanah, ditambal, untuk memperkuat tanggul,” katanya, Selasa (23/11).

Kata dia, pengerahan alat berat ini harus dilakukan meski medan sulit. Pasalnya, jika tidak segera diperbaiki, maka titik jebol tersebut berisiko menyebabkan kembali menyebabkan banjir di Kecamatan Cimanggu dan Kecamatan Majenang. Pasalnya, tiap kali hujan lebat air akan melimpas melalui titik jebol dan merendam lahan pertanian hingga permukiman penduduk.

“Ya biasa, menggunakan alat berat, tanah buat menutup tanggul yang pada jebol. Alat berat sudah ada tiga hari ini. Itu kan di Karangreja, Cimanggu itu kan ada satu titik yang jebol. Kemudian yang di Majenang ada dua atau tiga titik,” ucap dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, banjir sempat merendam empat desa di Kecamatan Majenang akibat jebolnya tanggul di Sungai Cikawung dan dua titik di Selokan 1. Akibatnya, ratusan jiwa mengungsi. Selain itu, dilaporkan banjir juga merendam Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu. Akan tetapi, dampak banjir lebih berat di Majenang karena merendam lahan pertanian dan permukiman. Akibatnya, ratusan warga sempat mengungsi dan puluhan hektare padi siap panen terendam.

Sedangkan di Kecamatan Cimanggu, banjir hanya merendam perkebunan karet yang tak berdampak langsung ke permukiman warga. “Ini ada tiga alat berat yang sedang kerja di sana,” kata Edi.

1763