Home Gaya Hidup Resensi Film Follow Me: Rangkaian Klise Horor dengan Twist Ending

Resensi Film Follow Me: Rangkaian Klise Horor dengan Twist Ending

Jakarta, Gatra.com – Masih dalam pekan-pekan Halloween, kini hadir lagi satu film horor misteri petualangan, Follow Me. Film ini rilis pertama kali di Australia pada Juli 2020 lalu dan disusul di Amerika Serikat (AS) pada September 2020, dengan judul No Escape. Berikut resensi film Follow Me yang sudah tayang mulai hari ini di bioskop seluruh Indonesia.

Vlogger Cole Turner (Keegan Allen) sukses dengan channel 'Escape Real Life' (ERL) miliknya. Video-video dia berkelana ke seluruh dunia ditonton dengan setia oleh 12,6 juta followers. Untuk merayakan ulang tahun ke-10 ERL, Cole menantang para viewers untuk memberi dia ide petualangan seru yang siap dia jajal, seperti sejumlah video mendebarkan lain yang pernah dia posting.

Salah satu adegan di film horor Follow Me. (Dok. Vertical Entertainment/fly)

Respon balik datang dari kawannya sendiri, Dash (George Janko). Dash mengaku punya kawan tajir melintir asal Rusia, Alexei Koslov (Ronen Rubinstein). Sebagai fans ERL, Alexei siap mendanai petualangan seru Cole cs di Moskow. Jadilah Cole, Dash, juga Sam (Siya), Thomas (Denzel Whitaker), serta pacar Cole, Erin (Holland Roden) diterbangkan naik layanan first class menuju Rusia.

Setelah dijamu dengan hotel mewah dan pesta di klub meriah, kelimanya lantas dibawa menuju lokasi yang sudah diubah menjadi wahana permainan meloloskan diri (escape room). “Ingat, apa pun yang terjadi di dalam, kalian dipastikan tetap aman,” janji Alexei. Tak hanya itu, semua yang terjadi di ruang-ruang tersebut langsung terhubung ke ponsel Cole untuk disiarkan secara langsung.

Escape room tersebut ternyata didesain serupa dengan penjara kelompok militan Rusia, Bolshevik. Keempat rekan Cole dimasukkan ke empat sel berbeda, yang masing-masing dilengkapi dengan alat aniaya manusia. Dengan durasi hanya 60 menit, Cole harus berjuang membebaskan empat orang lainnya dengan susah payah.

Salah satu adegan di film horor Follow Me. (Dok. Vertical Entertainment/fly)

Tak disangka, escape room itu bukan ujung dari petualangan mereka. Ketika akhirnya mereka berhasil keluar dari ruangan, mereka disambut segerombolan pria bersenjata yang langsung menculik kelimanya.

Kali ini, Cole dikagetkan dengan fakta bahwa ada pria Rusia tak dia kenal yang menodongkan pistol ke kepalanya. Sambil tertawa lebar, Andrei (Pasha D. Lychnikoff) menyebut kalau dia sengaja merekam pembantaian Cole cs karena para penonton videonya menyukai kekerasan yang dilakukan terhadap orang Amerika.

Film Follow Me disebut-sebut memiliki premis mirip dengan horor garapan Eli Roth, Hostel (2005). Kekejaman pembantaiannya konon meniru sejumlah adegan di instalasi Saw. Terlepas dari dugaan-dugaan tersebut, adegan-adegan di tiap sel escape room sesungguhnya memang tindakan kejam yang lazim di film-film horror-slasher. Dengan kata lain, paruh pertama film ini penonton bukan tak mungkin akan merasa bosan karena semua adegan bisa dengan mudah ditebak.

Salah satu adegan di film horor Follow Me. (Dok. Vertical Entertainment/fly)

Masuk paruh kedua film, ketika mereka akhirnya keluar dari escape room, tensi makin meningkat dan makin menarik. Walau tak ada pengembangan cerita yang berarti, setidaknya penutup film memberi kejutan tersendiri.

Film Follow Me ini bisa dikatakan sebagai versi upgrade dari karya sang sutradara Will Wernick sebelumnya, Escape Room (2017). Pada Escape Room, fokusnya hanya pada 60 menit upaya keluar dari ruang tertutup tersebut. Sementara di Follow Me, dikembangkan menjadi petualang di escape room plus konfrontasi dengan kelompok bersenjata.

1452