Home Pendidikan Panduan MBKM Selaraskan Kampus Vokasi dan Dunia Industri

Panduan MBKM Selaraskan Kampus Vokasi dan Dunia Industri

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Panduan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sebagai bentuk Penyelarasan pembelajaran di perguruan tinggi vokasi (PTV) dengan kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKA).

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, menggarisbawahi bahwa panduan tersebut penting dimunculkan untuk mendorong keterserapan lulusan yang bermutu di industri. Hal ini begitu krusial, agar saat lulusan vokasi masuk ke DUDIKA tidak akan menimbulkan permasalahan baru bagi industri maupun lulusan itu sendiri.

“Lulusan program studi sarjana terapan harus menjadi figur yang cerdas dalam menggunakan teknologi dalam menunjang aktivitasnya. Kompetensi ini yang akan menjadi landasan agar bisa menjadi bagian dari masyarakat informasi (4.0 society) dan masyarakat super cerdas (5.0 society),” kata Wikan dalam keterangannya, Jumat (17/12).

Melalui panduan MBKM, sambung Wikan, lulusan PTV akan didorong agar dapat menyeimbangkan keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan nonteknis (soft skills). Hal tersebut sebagai bekal bagi mahasiswa untuk memasuki DUDIKA. 

“MBKM yang dicanangkan Mas Menteri mengacu pada Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, pada Standar Proses Pembelajaran, khususnya pada pasal 15 dan 18, dalam rangka menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian, lulusan yang relevan dan bermutu diharapkan mampu dengan cepat beradaptasi,” jelasnya. 
Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Ditjen Diksi, Kemendikbudristek, Beny Bandanadjaja, menambahkan panduan yang diluncurkan juga akan menjadi l acuan bagi perguruan tinggi vokasi dalam membuat serta menyelaraskan kurikulum sesuai dengan pelaksanaan MBKM di masing-masing perguruan tinggi.

“Panduan ini juga bisa diselaraskan dengan kondisi perguruan tinggi masing-masing,” ujarnya.

 

145