Home Gaya Hidup Mengenal Dian Imbe, Durian Hutan Khas Muba yang Mulai Langka

Mengenal Dian Imbe, Durian Hutan Khas Muba yang Mulai Langka

Sekayu, Gatra.com -- Wilayah Sumatera Selatan merupakan surganya pecinta durian karena setiap kabupaten merupakan penghasil buah durian. Tak terkecuali di kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang sedang dibanjiri buah durian.

Buah khas daerah tropis tersebut dapat dengan mudah ditemukan di hampir sepanjang pinggir jalan kota Sekayu karena memang sudah memasuki musimnya. Di Muba sendiri ada jenis durian lokal yang saat ini cukup langka dan cukup berbeda dari durian biasanya. Namanya yakni Durian Hutan atau biasa masyarakat Sekayu menyebutnya Dian Imbe.

Langkanya buah durian yang memiliki bentuk lebih kecil dan lebih bulat pada umumnya ini menjadi incaran tersendiri, apalagi durinya cenderung lebih tajam dari pada durian pada umumnya. Uniknya lagi, untuk menikmati buah durian rimba ini maka harus memotongnya terbelah menjadi dua bagian dikarenakan buahnya tidak memiliki ruas seperti durian pada umumnya.

Dian Imbe ini diketahui banyak tumbuh di kebun atau hutan jauh dari permukiman warga seperti di daerah Kecamatan Sungai Keruh, Kecamatan Jirak Jaya, Kecamatan Sekayu khususnye daerah Talang Bendar, talang Baru, Talang Simpang, Kecamatan Babat Toman, Kecamatan Lawang Wetan, Kecamatan Sanga Desa.

Salah satu penjual durian Imbe di Sekayu, Cik Siti mengaku jika Dian Imbe banyak dicari penikmat durian bahkan sampai dari luar kota. "Nggak seperti durian lain, kalau mau membukanya harus dibelah pakai pisau besar karena buahnya tidak ada ruas seperti durian lain," ujarnya.

Termasuk dari bentuk pun berbeda. Dian Imbe lebih kecil dan bentuknya bulat serta durinya panjang dan runcing. Rasa buahnya pun cukup tajam dan manis. Karena itulah banyak yang suka Dian Imbe dari Sekayu ini.

"Dulu Dian Imbe kurang diminati, tapi sekarang harganya mahal dan banyak peminat karena rasanya yang manis dan enak. Untuk harga sesuai ukuran, mulai dari Rp10 ribu, ukuran sedang dijual Rp25 ribu dan ukuran cukup besar Rp30 ribu," paparnya.

Salah satu pembeli, Fajeri mengatakan dirinya sangat menyukai Dian Imbe ini dan setiap musim pasti mencari penjual Dian Imbe. Di Sekayu sendiri cukup sulit menemukan penjual Dian Imbe karena memang stok buahnya yang kurang.

"Jarang ada yang jual, karena katanya buahnya susah didapat karena pohonnya tumbuh liar di hutan," ungkapnya.

Dirinya mengaku rasa Dian Imbe cukup khas dan walaupun kecil cukup puas menikmati keunikan citarasa Dian Imbe. "Kalau tidak khawatir karena tensi naik, pasti sudah makan sepuasnya," ungkapnya.


 

1972