Home Milenial Berikut Ini Keunggulan Prodi Monash University Indonesia

Berikut Ini Keunggulan Prodi Monash University Indonesia

Jakarta, Gatra.com – Monash University Indonesia secara resmi memulai kegiatan kuliah angkatan pertamanya sejak September 2021 lalu. Monash sekaligus menjadi kampus asing pertama yang beroperasi di Indonesia. Perkuliahan di kampus terkemuka itu difokuskan untuk program pascasarjana (S2)—menyusul doktoral—yang berfokus pada empat jurusan yang berorientasi masa depan.

Jurusan tersebut di antaranya Sains Data (Data Science), Kebijakan Publik (Public Policy), Desain Perkotaan (Urban Design) dan Inovasi Bisnis (Business Innovation). Jurusan tersebut dirancang khusus untuk mendidik tenaga kerja Indonesia agar dapat berkontribusi lebih jauh membangun bangsa, khususnya dalam aspek sosial, ekonomi dan teknologi.

Pro Vice-Chancellor dan President Monash University Indonesia, Profesor Andrew MacIntyre mengatakan, kehadiran kampus Monash di Indonesia berkontribusi memajukan Indonesia dan Asia secara umum. “Visi Monash University adalah menciptakan berbagai pengetahuan yang dapat berkontribusi secara luas terhadap pembangunan sektor sosial, teknologi dan ekonomi di Indonesia,” ujar MacIntyre.

Associate Professor dari Monash University Indonesia, Ika Idris mengatakan, jurusan Kebijakan Publik menjadi bidang yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia saat ini. Karena itu, Monash University Indonesia berinisiatif membuka jurusan tersebut untuk program pascasarjana. Wanita jebolan doktor dari Ohio University itu menyebut, terdapat tiga (3) fokus kebijakan yang akan menjadi konten studi dari jurusan Public Policy.

Kebijakan tersebut di antaranya: Kebijakan Teknologi Digital (Digital Technology Policy), Kebijakan Kesehatan Publik (Public Health Policy), dan Kebijakan Komunikasi Publik (Public Communication Policy).

“Setelah mahasiswa mendapatkan mata kuliah wajib, mereka bisa mengambil course [mata kuliah khusus] Digital Technology Policy, yang sebenarnya banyak banget peminatnya,” ujar Ika dalam keterangannya kepada Gatra.com belum lama ini.

Ika memaparkan, Kebijakan Kesehatan Publik dengan melakukan studi pengamatan dan perbandingan kebijakan kesehatan lintas negara. Sementara, Kebijakan Komunikasi Publik sangat penting untuk memberikan sumbangsih kemajuan terhadap birokrasi dan pemerintahan khususnya.

Public Policy kalau kita lihat teorinya kan banyak. Itu dari negara maju (developed countries) pas [diterapkan] ke negara berkembang (developing countries) belum tentu cocok. Kami merancang bagaimana kurikulumnya cocok dengan konteks Indonesia dan developing countries. Kita ambil teorinya, tapi tetap kita adjust case-nya,” kata Ika yang pernah menjadi periset media sosial di SMART Lab Ohio University itu.

Di kesempatan yang sama, Associate Professor, Risqi Saputra mengatakan, Data Science menjadi jurusan yang menarik minat kalangan generasi muda di Indonesia. Selain didukung dengan kurikulum standar Monash didukung tenaga pengajar kelas dunia, jurusan Sains Data yang dipelopori Monash University Indonesia juga mengalami keunikan.

“Kalau biasanya perkuliahan itu ending-nya skripsi atau tesis. Di Master Data Science kita punya dua opsi. Kalau student itu nanti end-goal nya mereka mau ke riset, bisa ambil. Tetapi jika mereka enggak tertarik dengan itu, kita punya industry experience project,” terang Risqi.

Dalam program industry experience project, mahasiswa tidak dituntut mengerjakan tesis. Mereka ditantang untuk menjadi pemecah masalah (problem solver) di industri, khususnya dalam bidang Sains Data. Perkuliahan Sains Data, lanjut Risqi, membekali mahasiswa dengan ilmu dasar analisis dan komputasi yang diramu dari matematika, statistika, sistem informasi dan manajemen, Artificial Intelligence (AI), big data dan lain-lain.

“Mereka [mahasiswa] enggak hanya kuliah secara teori, tapi mereka bisa implementasi langsung. Problem di industri apa, jadi yang enggak suka riset, mereka bisa langsung ke praktikal,” pungkas lelaki lulusan doktor dari Department of Computer Science, University of Oxford, Inggris itu.

1560