Home Hukum Berani Karena Mabuk, Warga Bentrok, Satu Kena Celurit

Berani Karena Mabuk, Warga Bentrok, Satu Kena Celurit

Karanganyar, Gatra.com-Satu orang terkena sabetan celurit dalam pertikaian antarwarga di Desa Selokaton Kecamatan Gondangrejo Karanganyar, Jateng pada Kamis dini hari (24/2). Pengaruh miras diduga mewarnai pertikaian berujung penganiayaan itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden itu terjadi di Rt 04 Rw XIV Dusun Ngangkruk Desa Selokaton Kecamatan Gondangrejo sekitar pukul 01.00 WIB. Korban sabetan celurit, Bayu alias Gondes bersitegang dengan dua warga lain bernama Hasto dan Gesang. Belum jelas pemicunya. Namun diduga Hasto dan Gesang tak menyukai Bayu yang mondar mandir beronda sambil membawa anjingnya.

Menurut pengakuan seorang warga kampung itu bernama Tino (27), mereka yang bertikai di bawah pengaruh minuman keras. "Ada yang sedang minum dini hari tadi. Dua lokasi. Yang satu di utara dan lainnya di selatan. Bayu saat itu membawa anjingnya yang ada Hasto dan Gesang. Di situlah Bayu dikeroyok," kata Tino kepada wartawan di Karanganyar, Kamis malam.

Pengeroyokan berlangsung di dalam rumah. Pelaku menggunakan celurit dan linggis untuk melukai korban. Bayu terkena sabetan di punggung kiri, sedang tangan kiri terluka karena menangkis linggis dari mereka.

Bayu berhasil melepaskan diri dari bulan-bulanan dua pelaku di rumah itu. Ia kabur, namun dikejar keduanya. Pertikaian pun berlanjut di jalan kampung hingga memicu kegaduhan.

Keributan antara Bayu, Hasto dan Gesang membuat warga yang sedang istirahat langsung ke luar rumah. Salah satunya Wawan, Ketua RT setempat.

Awalnya Wawan mencoba melerai kedua pihak, namun dia malah terkena pukulan Hasto dan Gesang. Bahkan Wawan ditantang berkelahi. Atas kejadian tersebut, Wawan kemudian melaporkan kejadian kepada Polsek Gondangrejo. Sekitar pukul 03.00 WIB, polisi pun tiba dan mengamankan mereka yang bertikai.

Sementara itu Wawan mengatakan kurang paham penyebab pertikaian antarwarga. Ia mengenali dua diantaranya namun satu lainnya bukan warga setempat. "Sebagai yang dituakan di kampung, saya pun keluar untuk melerai. Karena sudah tidak kondusif, saya pun lapor polisi," katanya.

1554