Home Nasional Ketua MPR RI: Kenaikan Inflasi Bisa Jadi Ancaman Bagi Perekonomian Nasional

Ketua MPR RI: Kenaikan Inflasi Bisa Jadi Ancaman Bagi Perekonomian Nasional

Jakarta, Gatra.com – Jelang Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia yang akan diadakan esok hari, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022, mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menyambut dengan suka cita bersama-sama.

“Sudah sepatutnya kita sebagai masyarakat dan para tokoh lembaga memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para pejuang bangsa, yang telah mengorbankan seluruhnya demi Kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” kata Bambang Soesatyo, dalam pidato pembukaan Sidang Tahunan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8).

“Setelah 77 tahun Indonesia merdeka, kita lahirkan generasi muda yang tangguh, unggul, bersatu, dan optimis, sehingga memiliki kesiapan untuk mengambil alih estafet kepemimpinan nasional, guna mewujudkan citacita bangsa menuju era Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet kerap menambahkan, pasca pandemi covid-19, hampir semua negara berupaya keras memulihkan perekonomian. Namun nyatanya fase tersebut terganggu oleh dinamika global, yang paling booming adalah konflik Rusia-Ukraina, perang dagang serta Teknologi Amerika-Tiongkok.

Dalam menghadapi dinamika global tersebut, lanjut Bamsoet menyebut Presiden Joko Widodo dalam tugas kenegarawanannya ditunjukkan lewat dalam pelaksanaan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

“Misinya adalah mengunjungi Ukraina dan Rusia beberapa waktu yang lalu, hal itu harus kita apresiasi sebagai contoh dalam pelaksanaan ketertiban dunia” katanya.

Bamsoet menyebut perang antara Rusia dan Ukraina, juga telah menyebabkan sekitar 7,1 juta warga Ukraina terpaksa kehilangan tempat tinggal mereka di negaranya. Jumlah tersebut merupakan populasi terbesar di dunia, yang harus kehilangan tempat tinggal mereka sendiri akibat konflik yang melanda.

“Perang di Ukraina telah memicu krisis pengungsi dan krisis kemanusiaan yang tumbuh paling cepat,” tambahnya.

Berkat kesigapan Presiden dan juga pemerintah dalam menyikapi ancaman krisis, dari hasil survey Bloomberg, lanjut Bamsoet Indonesia dinilai sebagai negara dengan resiko resesi yang kecil, hanya tiga persen, jika dibandingkan dengan rata-rata negara Amerika dan Eropa sangat jauh, yang mencapai 40 hingga 55 persen, ataupun negara Asia Pasifik pada rentang antara 20 hingga 25 persen.

“Namun kita tidak boleh lalai. Kenaikan inflasi dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional,” tegasnya.

Badan Pusat Statistik mencatat, bahwa per Juli 2022, laju inflasi Indonesia berada di level 4,94 persen, dan pada bulan Agustus diprediksi akan meningkat pada kisaran 5 hingga 6 persen. Bahkan pada bulan September 2022, Indonesia diprediksi akan menghadapi ancaman hiper-inflasi, dengan angka inflasi pada kisaran 10 hingga 12 persen. 

Laju kenaikan inflasi, disertai dengan lonjakan harga pangan dan energi, semakin membebani masyarakat, yang baru saja bangkit dari pademi Covid-19. 

51