Home Ekonomi Dirut PELNI: Visi Kami Logistik Maritim

Dirut PELNI: Visi Kami Logistik Maritim

Direktur Utama PT PELNI (Persero), Tri Andayani, menggeser arah tujuan berlayar PT PELNI (Persero). Ke depan, BUMN pelayaran ini akan fokus menggarap bisnis logitik maritim. Mantan Direktur Keuangan PELNI ini melihat peluang jasa angkutan barang sangat prospektif.

"Visi kami ke depan adalah lebih fokus ke arah logistik maritim," ujarnya.

Namun, ia memastikan pergeseran ini tanpa mengurangi kualitas pelayanan dalam penugasan yang diberikan pemerintah kepada kami,” katanya saat berkunjung ke kantor GATRA, akhir Juli lalu.

Saat ini 85 persen kapal PELNI adalah angkutan penumpang. Di luar target bisnisnya, PELNI mendapat sejumlah penugasan dari pemerintah. Perusahaan pelat merah ini diamanahi penugasan pelayanan umum (PSO) menjalankan kapal penumpang sejak 2003, kapal Tol Laut dan kapal ternak sejak 2015, kapal perintis sejak 2016 dan kapal rede (kapal penghubung ke pelabuhan yang tidak dapat disinggahi kapal utama) sejak 2018. Armada yang mereka operasikan ada 106 kapal, di mana 35 kapal milik PELNI sementara 71 sisanya punya Kementerian Perhubungan.

Kepada GATRA, perempuan yang akrab dipanggil Anda ini menjelaskan strategi bisnis PELNI ke depan. Berikut petikannya:

 

Penugasan-penugasan ini masih menjadi sumber utama pemasukan PELNI?

Keseluruhan sumber pendapatan kami masih didominasi dari penugasan-penugasan itu. Ke depan, kami akan terus dorong untuk membalik agar sisi komersial yang dominan, tanpa mengurangi nominal yang diberikan pemerintah. Artinya, pemerintah memberikan penugasan trayek atau voyage itu pasti kami jalankan.

Saat ini, (pendapatan) dari penugasan yang PSO dan subsidi kurang lebih 65 persen dan komersil 35 persen. Kita akan giring komersil di tahun depan menjadi 50 persen, dan akan terus didominasi oleh komersil. Sebagai BUMN, kami ingin menyumbang deviden bagi negara. Jadi penugasan jalan, sisi komersilnya juga kita gali.

 

Bagaimana kinerja kapal penumpang PELNI?

Jumlah penumpang yang diangkut selama semester 1-2022 sudah di angka 1,91 juta. Tren produksi penumpang selama 5 tahun ini, karena pandemi, mengalami penurunan. Tetapi kami yakin di akhir tahun nanti pasti akan melewati 2,28 juta, ini angka penumpang yang diangkut pada 2021.

 

Apa tren serupa terjadi juga di angkutan barang?

Uniknya, angkutan barang justru semakin meningkat. Makanya kami akan mengarah ke logistik maritim karena logistik yang national flag carrier sampai saat ini masih belum banyak, nyaris tidak ada. Tren produksi muatan peti kemas selama lima tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan rata-rata 13 persen.

Untuk general kargo, secara umum menunjukkan pergerakan peningkatan. Trennya selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan sebesar rata-rata 8 persen. Produksi kami yang lain adalah kendaraan yang diangkut, yang lima tahun terakhir juga mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 12 persen. Overall, semua mengalami peningkatan baik peti kemas, general cargo, kendaraan, kecuali penumpang.

 

Soal visi logistik maritim, artinya bisnis PELNI akan mulai bergeser ke kapal angkutan?

Tren penumpang yang memang belum stabil, walaupun PPKM sudah tidak seketat dulu. Sementara, tren logistik tetap meningkat di era pandemi, lalu national flag carrier kita yang belum kuat, itulah yang mendorong kami manangkap peluang ini ke depan. Kami menetapkan visi logistik maritim. Kami hadir, negara hadir, artinya di mana ada pergerakan distribusi, perekonomian di daerah diharapkan ikut meningkat, yang ujungnya peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah 3TP.

 

Bukankah mayoritas kapal yang dioperasikan adalah kapal penumpang?

Ke depan, dengan jumlah kapal yang dimiliki, kami melakukan menambah ruang untuk logistik, yaitu dengan memodifikasi kapal penumpang. Kapal penumpang trennya memang menurun dan hanya penuh di hari raya besar, sehingga ruang kapal yang sedemikian besar akan kita manfaaatkan sebagai ruang muatan. Bisa jadi di kapal itu dimodifikasi dengan menambah palka atau ruang untuk muatan kontainer, dan bisa jadi kita tambah dengan car deck. Jadi modifikasinya bisa 2 in 1, yaitu penumpang dan palka atau 3 in 1 yaitu penumpang, palka dan car deck sehingga pergerakan mobil-mobil antarpulau bisa masuk ke kapal.

Saat ini sedang dilakukan review oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terhadap kapal-kapal eksisting terkait kelayakan untuk modifikasi fisik. Kedua, kami akan lakukan investasi kapal barang. Karena banyaknya muatan yang berbetuk tambang, curah kering, curah basah, kami melihat ppotensi itu masih sangat besar maka kita ambil sebagai peluang ke depan.

 

Soal investasi kapal, kapal seperti apa yang akan dibeli?

Kami akan investasi kapal peti kemas besar sehingga daya angkutnya lebih besar dan menjangkau pelabuhan-pelabuha besar. Nanti kapal-kapal feeder bisa menyambungkan ke pelabuhan di daerah 3TP. Dukungan yang kami perlukan dari pemerintah adalah penyertaan modal (PMN) juga kemudahan investasi kapal. Untuk investasi kapal ini, selain dari segi interest rate perbankan nasional, waktu pemesanan juga menjadi tantangan karena kalau pesan sekarang baru jadi 5-10 tahun kemudian.

 

Jadi, sumber dananya akan mengandalkan PMN penuh?

Yang PNM untuk kapal penumpang. Untuk kapal barang kita akan pendanaan sendiri. Kapal penumpang itu tidak bankable. Antara harga tiket dengan harga kapal, kami hitung BEP (titik impas) itu tahun ke 19 atau 20, sedangkan tenor dari perbankan tidak meng-cover selama itu.

 

Berapa harga kapal barang dan penumpang?

Kapal barang lebih murah. Kapal tongkang sekitar Rp40-50 milyar. Sedangkan kapal penumpang Rp1,25 trilun di tahun 2019 waktu saya berkunjung ke pabriknya di Jerman. Untuk kapal penunpang, ini harus PMN mutlak.

 

 

446