Home Politik Tak Mau Pemilu 2019 Terulang di 2024, Cak Imin Ogah Politik Hasilkan Pemisahan Masyarakat

Tak Mau Pemilu 2019 Terulang di 2024, Cak Imin Ogah Politik Hasilkan Pemisahan Masyarakat

Yogyakarta, Gatra.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar berharap pemilihan umum (pemilu) pada 2024 tak sampai menghasilkan pemisahan di masyarakat. Partai politik diminta kembali ke visi kenegaraan berbangsa sesuai amanat UUD 1945.

Paparan ini disampaikan Cak Imin di Fisipol Leadership Forum Seri #2: Road To 2024 Membedah Pemikiran Muhaimin Iskandar dalam Buku Visioning Indonesia di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (28/9).

“Jangan mengulangi pemilu pada lima tahun lalu di mana terjadi perpecahan yang sangat mengkhawatirkan, terjadi pemisahan masyarakat yang sangat tajam dan masih bisa kita temui sampai hari ini. Bahkan sampai Prabowo (Prabowo Subianto) bergabung ke kabinet, perpecahan masih menjurus ke suku dan agama,” jelasnya di awal paparannya.

Menurutnya, sistem demokrasi yang dipilih pasca-Reformasi adalah modal kuat bagi bangsa Indonesia dalam penguatan dan pendewasaan yang harus dilakukan partai politik.

Keberlangsungan demokrasi Indonesia baginya memiliki ancaman yaitu proses demokrasi mengalami distorsi akibat pemilihan langsung kepala daerah dan presiden, perekonomian yang sulit, kemiskinan masyarakat dan kesalahan pada persepsi demokrasi. 

“Ancaman ini melahirkan suburnya money politic di dalam setiap sistem pelaksanaan demokrasi kita. Demokrasi politik seharusnya menginspirasi hak individu menjadi proses transaksi politik,” katanya.

Karenanya sebagai pelaku utama demokrasi, partai politik harus melakukan refleksi sekaligus evaluasi agar mereka menjadi bagian yang menguatkan demokrasi.

Sebab selama ini banyak kritik pada parpol, bahkan partai politik mengalami penurunan kepercayaan masyarakat. Ini artinya perlu dilakukan refleksi sekaligus evaluasi agar partai politik menata diri menjadi bagian utama dari menguatkan demokrasi.

Cak Imin menyatakan keberadaan parpol hari ini diukur melalui dua hal. Pertama, partai politik berbasis ideologi dan nilai-nilai pijakan fondasinya. Kedua, parpol yang dibangun berdasarkan pijakan kepentingan para pendirinya.

“Dua inilah yang seharusnya diubah untuk menjadi satu keadaan di mana parpol Indonesia harus konsisten pada norma-norma yang disusun sejak kelahirannya serta konsisten pada ideologi dan cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.

Dalam pembahasan bukunya, Cak Imin menyatakan bahwa tema besar yang diusungnya adalah kesejahteraan mesti dirasakan semua orang, bukan hanya segelintir orang. 

Terkait pertemuan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Cak Imin menyatakan hal itu sesuai kesepakatan yang terjalin dengan Prabowo atau Gerindra untuk menggalang kekuatan dengan partai lain.

“Selain PDIP yang kita ajak gabung, kita juga akan berkunjung ke partai lain untuk bergabung. Soal posisi saya sebagai wapres, nanti kita akan bicarakan lebih lanjut. Ini hanya soal pemasangan capres dan cawapres,” tutupnya.

75