Home Ekonomi Badan Pangan Nasional Soroti Produksi Gandum dan Kedelai di Tengah Terganggunya Rantai Pasokan Pangan

Badan Pangan Nasional Soroti Produksi Gandum dan Kedelai di Tengah Terganggunya Rantai Pasokan Pangan

Jakarta, Gatra.com – Rantai pasokan pangan global saat ini sedang terganggu, akibat adanya pandemi Covid-19, yang disusul perang Rusia-Ukraina, dan inflasi di berbagai negara di dunia. Gangguan tersebut sedikit-banyaknya berdampak pula pada pasokan pangan di Indonesia. Terlebih, ada sejumlah komoditas pangan Tanah Air yang saat ini masih bergantung pada ekspor.

Beberapa komoditas itu adalah gandum dan kacang kedelai. Sebagai bahan dasar sejumlah makanan umum di Indonesia, kacang kedelai pun dinilai sebagai komoditas yang penting untuk terus eksis di Indonesia. Padahal, produksi kacang kedelai lokal saat ini masih terbilang rendah, yakni hanya 20% dari keseluruhan persediaan.

Baca Juga: Harga Kedelai Impor Naik Lagi, Perajin Tahu Kelimpungan

"[Produksi lokalnya] sekitar 20%-an, dan memang kita impor sampai 80%. Ini kondisi yang riil yang kita hadapi," papar Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), I Gusti Ketut Astawai, dalam acara “Polemik: Waspada Resesi Ekonomi dan Krisis Pangan”, Sabtu (1/10).

Ketut pun mendorong adanya alternatif untuk dapat memperkuat produksi kedelai lokal. Mengingat, kacang kedelai merupakan bahan utama dalam produksi makanan yang umum di masyarakat, seperti tahu, tempe, dan oncom.

"Karena tidak bisa juga kita harus bergantung selamanya pada impor," ujar Ketut dalam kesempatan tersebut.

Ketut menilai, upaya penguatan produksi kedelai dalam negeri dapat dilakukan dengan menumbuhkan gairah petani dalam proses produksi bahan pangan, dalam konteks ini kedelai. Caranya, yaitu dengan memastikan agar petani tak merugi dalam proses produksinya.

Sementara itu, untuk komoditas gandum, Ketut menyarankan pihak pemerintah untuk mulai belajar dari pihak-pihak produsen pangan berbasis gandum, seperti produsen mi. Pasalnya, kata Ketut, pihak-pihak tersebut sudah mulai melakukan substitusi atau penganekaragaman terhadap komoditas gandum.

Baca Juga: Potensi Gantikan Gandum, KRKP Dukung Presiden Jokowi Kembangkan Sorgum

"Secara prinsip, mesti dilakukan substitusi. Kalau tidak, ketergantungan ini akan berlangsung lama," kata Ketut.

Ia pun menambahkan bahwa proses substitusi tersebut dapat membantu menyelamatkan produksi pangan berbasis gandum, apabila sejumlah negara nantinya memilih untuk menutup pintu ekspor mereka karena desakan kebutuhan dari internal negara mereka sendiri.

Kendati demikian, Ketut menggarisbawahi bahwa upaya-upaya substitusi tersebut perlu dilakukan secara kolaborasi dengan berbagai pihak terkait dengan isu ketersediaan pasokan pangan di Indonesia.

468