Home Nasional Alasan Purnawirawan TNI Ikut Bereaksi soal Diksi Gerombolan Effendi Simbolon

Alasan Purnawirawan TNI Ikut Bereaksi soal Diksi Gerombolan Effendi Simbolon

Jakarta, Gatra.com - Kepala Staf TNI AL periode 2022-2005, Laksamana TNI (Purn.) Bernard Kent Sondakh, menjabarkan alasan mengapa prajurit TNI yang sudah non-aktif atau purnawirawan ikut bereaksi atas munculnya diksi “gerombolan” yang diutarakan Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon, beberapa waktu lalu.

“Kita bisa melihat tidak hanya TNI aktif yang marah, justru yang paling banyak marah itu dari purnawirawan. Bahkan ada walikota yang mantan tentara pun ikut ngamuk karena dia masih merasa tentara,” kata Bernard dalam webinar yang digelar PARA Syndicate, Kamis, (6/10/2022).

Lebih lanjut, Bernard menjelaskan bahwa ketika seorang prajurit TNI berubah status menjadi purnawirawan, maka ia otomatis menjadi bagian dari warga sipil. Itulah mengapa purnawirawan boleh terjun ke politik praktis.

Baca jugaMasalah Ucapan ‘Gerombolan’ TNI oleh Effendi Simbolon, Bukti Krusialnya Diksi Dalam Komunikasi

“Pada praktiknya, para purnawirawan ini tidak menyadari 100% bahwa dirinya sudah menjadi orang sipil. Mereka masih merasakan sebagai TNI aktif. Itu karena mereka dilabeli begitu oleh masyarakat sipil. Ini terbawa terus,” kata Bernard.

Menurut Bernard, perlu diluruskan mengenai perbedaan antara militer dan sipil. Yang termasuk militer adalah prajurit TNI aktif. Sementara sipil meliputi warga masyarakat, termasuk di dalamnya elit politik, kaum intelektual, mahasiswa, ormas, dan termasuk purnawirawan TNI.

Seperti diketahui, Effendi Simbolon sempat mengusik institusi TNI. Ia mengatakan TNI seperti gerombolan. Sejumlah prajurit aktif dan non-aktif sempat memberikan reaksi.

Baca juga: Buntut Omongan Gerombolan, FKPPI Laporkan Effendi Simbolon

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Kolonel Arh Hamim Tohari, mengatakan bahwa ucapan Effendi harus menjadi pelajaran publik. Reaksi juga datang dari sejumlah pimpinan Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI-Polri (FKPPI).

Namun kemudian Effendi segera mengklarifikasi ucapannya. Ia mengatakan bahwa ucapan itu bermaksud untuk mengkritisi ketidakhadiran KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) komisi I DPR RI dengan Kemenhan dan TNI di Senayan, Jakarta, Senin, (5/9/2022). Ia pun lalu meminta maaf.

“Saya, dari lubuk hati paling dalam, saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, yang tidak nyaman, di hati para prajurit,” kata Effendi dalam konferensi pers di Gedung nusantara I, Jakarta, Rabu, (14/9).

 

70