Home Ekonomi Perubahan Iklim dan Perang Rusia-Ukraina Jadi Faktor Impor Pangan Meningkat

Perubahan Iklim dan Perang Rusia-Ukraina Jadi Faktor Impor Pangan Meningkat

Jakarta, Gatra.com - Pangan masih menjadi persoalan pelik terjadi di Indonesia. Permasalahan pangan sudah semakin parah semenjak resesi ekonomi pasca COVID 19, apalagi sebagian besar pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat berasal dari petani lokal dan negara luar.

Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Said Abdullah mengatakan Indonesia sedang terancam kedelai langka sehingga mengakibatkan harga tahu dan tempe bakal naik.

"Impor kedelai hari ini luar biasa tinggi harganya dan angka tertinggi rasanya harga kedelai walaupun mungkin dibentuk tahu dan tempenya gak terlalu terasa, tapi di tingkat pengrajin itu luar biasa ya itu naik 2 kali lipat dari informasi yang didapat," ucap Said pada acara "Potret Keadilan Iklim di Akar Rumput" di Kala di Jaga, Jakarta Selatan, Jumat (4/11).

Baca Juga: Rupiah Ambruk, Kemendag Optimistis Harga Pangan Tak Terpengaruh

Said  menyebut kenaikan itu akibat perang Rusia dan Ukraina memberikan tekanan pada konteks global yang berimplikasi pada permasalahan pangan di Indonesia.

"Ketika kita berada di situasi yang rumit karena tergantung dari pangan impor, di situasi dalam negeri jadi sedikit mengkhawatirkan walaupun memang konsumsi pangan di Indonesia produksinya masih tinggi, tetapi secara agregasi dari tahun 80an atau 70an akhir ya tren impor pangan kita terus naik double terus, ya berkali-kali lipat. Bahkan barang barang yang komoditas atau pangan yang kita tanam juga diimpor semua," tambahnya.

Bukan hanya dari perang Rusia dan Ukraina melainkan ancaman perubahan iklim yang secara langsung memberikan dampak yang paling berpengaruh terhadap kualitas dari pangan.

Baca Juga: KRKP Ungkap Penyebab Harga Pangan Naik

"Ada ancaman yang serius menurut saya yang bukan temporary karena sudah berlangsung lama secara alamiah ini soal ancaman perubahan iklim memberikan tekanan yang serius tidak hanya pada soal ketahanan pangan ini persoalan yang lebih serius yang tidak hanya pada ketahanan pangan tapi persoalan produsen pangannya," lanjutnya.

Said berharap dengan diadakannya diskusi acara hari ini bisa memberikan kesadaran bagi masyarakat sebab permasalahan pangan merupakan tanggungjawab bersama.

Baca Juga: Terus Berinovasi Mengembangkan Pangan Lokal

"Semoga suara dari kami mewakili jutaan produsen pangan skala kecil di Indonesia bisa didengar. Sehingga kita punya satu semangat baru, punya kesadaran baru soal pangan bahwa soal pangan ini tanggungjawab kita semua," kata Said.
 

183