Home Regional Antrean Tunggu Haji Lama, Ribuan Jemaah Calon Haji Jateng Tarik Dananya

Antrean Tunggu Haji Lama, Ribuan Jemaah Calon Haji Jateng Tarik Dananya

Karanganyar, Gatra.com - Sekitar 8.000 jemaah calon haji Jawa Tengah membatalkan naik haji. Antrean tunggu naik haji hingga puluhan tahun membuat mereka undur diri karena faktor usia uzur. Sebagian memilih mengalihkan dana hajinya ke biro umroh.

"Pada 2021 lalu, yang membatalkan pendaftarannya dan menarik dana haji sampai 8.200 jemaah. Pada tahun ini hingga Oktober sudah 8.000-an yang membatalkan porsi hajinya," kata Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Jateng, Ahyani dalam acara Sapa Jamaah Tunggu Angkatan XVI di Karangpandan, Senin (7/11).

Mundurnya jemaah calon haji dilatarbelakangi lamanya waktu tunggu haji. Ia menyebut dengan 5,2 jemaah calon haji Indonesia, maka waktu tunggu rata-rata 29 tahun. Paling lama di Sulawesi Selatan, yakni 45 tahun.

Baca Juga: Dua Tahun Dilarang, Daftar Tunggu Haji di Pekalongan Tambah Panjang

Ahyani mengatakan, pembatalan porsi haji merupakan hak jemaah. Namun ia menyayangkan hal itu. Padahal porsi tersebut bisa dialihkan ke anggota keluarga terdekat tanpa harus mundur lagi waktu tunggunya. Anggota keluarga terdekat misalnya orangtua kandung, anak kandung dan suami/istri.

Ia melihat fenomena jemaah calon haji yang sudah punya porsi namun membatalkan, karena mengalihkan dananya ke biro umrah. 

Seperti diketahui, ibadah umrah bisa dilakukan sewaktu-waktu dan berbiaya lebih murah. 

Baca Juga: Daftar Haji Tahun Ini, Baru Berangkat 24 Tahun Lagi

Ahyani menyebut, ibadah umrah dengan haji terkesan mirip. Namun sebenarnya sangat jauh berbeda.

"Melaksanakan 100 kali umrah pun dihadapan Allah tidak akan bisa menyamai pahalanya ibadah haji. Meski lokasinya sama," katanya.
Mengenai pembatalan porsi haji menjadi bahan evaluasi haji di Kemenag. Selain itu, terdapat beberapa yang disoroti. Yakni banyak jemaah haji di Tanah Suci ternyata belum menguasai rukunnya karena minim menguasai manasik.

"Tahun ini hanya enam kali manasik. Beda dengan 10 tahun lalu mengikuti sampai 12 kali manasik," katanya.

Baca Juga: Daftar Haji di Kota Tegal Tahun Ini, Baru Bisa Berangkat 30 Tahun Lagi

Kemudian minimnya pendamping haji perempuan. Ahyani mengatakan kebanyakan pendamping haji berjenis kelamin laki-laki.

"Ada 80 persen pendamping haji itu laki-laki. Padahal 56 persen jemaah haji adalah perempuan. Untuk menyeimbangkannya berimplikasi pada anggaran," katanya.

130