Home Hiburan UNESCO Nilai 'Pandawa Boyong' Upaya Pelestarian Kesenian Tradisional

UNESCO Nilai 'Pandawa Boyong' Upaya Pelestarian Kesenian Tradisional

Jakarta, Gatra.com – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menilai pementasan wayang orang lakon “Pandawa Boyong” gelaran TNI AL merupakan upaya melestarikan kesenian tradisional.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, dalam keterangan pers, Kamis (19/1), mengatakan, UNESCO menyampaikan keterangan tersebut melalui Ketua Regional Asia Pasifik, Christina Cojocaru.

Baca Juga: Persiapan Gelaran Pandawa Boyong, Sutradara sebut Cerita Pilihan Panglima TNI

Christina Cojocaru kata dia, merasa terhormat diundang dan hadir menyaksikan langsung pementasan “Pandawa Boyong” dalam rangka Hari Dharma Samudera di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada 15 Januari 2023.

“Terima kasih kepada Panglima TNI Laksamana Yudo Margono karena telah menghidupkan pertunjukan Pandawa Boyong yang inspiratif dan mendidik,” kata Christina Cojocaru.

Menurut Christina Cojocaru, pegelaran “Pandawa Boyong” ini juga merupakan upaya kerja keras dan luar biasa dalam mempromosikan dan melestarikan bentuk seni tradisional wayang orang. “Apresiasi positif dari UNESCO,” katanya.

Menurut organisasi yang mewadahi pendidikan hingga pelestarian budaya di PBB ini, pagelaran yang diselenggarakan oleh TNI AL sangat luar biasa. Pasalnya, bukan hanya pada pelestarian kebudayaan tetapi juga diperankan oleh para petinggi TNI serta Polri. Itu menunjukkan dan mewujudkan sinergisme yang kuat.

Perwakilan UNESCO, Ketua Regional Asia Pasifik, Christina Cojocaru, menerima cendera mata usai pementasan wayang orang lakon Pandawa Boyong di Taman Ismal Marzuki, Jakarta. (GATRA/Dok. TNI AL)

Pegelaran wayang orang “Pandawa Boyong” adalah inisiasi dari Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono saat masih menjabat sebagai Kasal. Lakon tersebut menceritakan tentang lima orang ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura.

Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa. Mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar karena utusan Pendawa untuk berdiplomasi mengalami kegagalan.

Selain itu, Kurawa dilengkapi dengan persenjataan lebih banyak, namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang tersebut.

Baca Juga: Terlibat dalam Gelaran Pandawa Boyong, Choky Sitohang: Permintaan Panglima TNI

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Muhammad Ali, menyampaikan, pagelaran wayang orang ini selain dalam rangka memperingati hari Dharma Samudera, juga untuk melestarikan budaya Nusantara dan mempelajari sifat-sifat kepemimpinan para tokoh wayang tersebut.

“Untuk menunjukkan bahwa perjuangan harus terus dilakukan, salah satunya dengan melestarikan budaya dan mempelajari nilai-nilai kepemimpinanan dari tokoh-tokoh pewayangan, yang dapat diterapkan oleh para prajurit TNI Angkatan Laut,” kata Kasal.

56