Sleman, Gatra.com – Polisi menyatakan hasil autopsi mendapati 62 bagian tubuh terpisah dari jenazah Ayu Indraswari, yang diduga jadi korban mutilasi dan ditemukan di sebuah penginapan, Pakem, Sleman, Senin (20/3) dinihari. Identitas pelaku diketahui dan tengah dalam proses pengejaran.

“Berkaitan dengan kasus mutilasi kemarin, kami sudah mendapatkan laporan sementara dari tim dokter yang mengautopsi. Untuk laporan tertulis resminya akan kami terima tiga sampai tujuh hari ke depan,” kata Direskrimum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Kombes Nuredy Irwansyah Putra, Selasa (21/3) di Mapolda DIY.

Laporan menyebutkan terdapat tiga potongan besar pada tubuh korban yaitu di sekitar leher dan kedua kaki. Tim dokter juga melaporkan ada 62 potongan bagian tubuh lainnya yang ditemukan.

“Termasuk dari satu kaki yang dimutilasi. Kematian korban sendiri disebabkan luka di leher sepanjang 20 cm, lebar 4 cm, dan kedalaman 9 cm,” jelasnya.

Kepada Gatra.com, Nuredy menyatakan pihaknya di tempat kejadian perkara menemukan barang bukti tiga senjata tajam seperti pisau komando, gunting, dan cutter.

Polisi juga mengantongi identitas pelaku yang diperkuat dengan sepucuk surat yang didapatkan di kamar kosnya. Isi surat itu berupa curhat penyesalan dan adanya tekanan berupa utang.

“Inti surat pelaku mengucapkan selamat tinggal kepada kenalannya. Ini membuat semakin kuat identitas yang kita pegang adalah pelaku utamanya. Saat ini kita tengah dalam pengejaran karena pelaku melarikan diri ke luar Yogyakarta,” ucapnya.

 Nuredy menyampaikan sesuai keterangan saksi, antara korban dan terduga pelaku terlihat mesra di penginapan tersebut. Keduanya tampak biasa saja dan tidak ada selisih paham saat masuk ke kamar, Sabtu (18/3) pukul 15.00 WIB.

Nuredy menyatakan hal-hal lain akan menunggu hasil resmi autopsi dan pemeriksaan saat pelaku tertangkap nanti.

Ayu merupakan ibu dua anak yang berdomisili di Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Ia ditemukan meninggal dalam kondisi termutilasi di sebuah wisma di Pakem, Sleman.

Ayah korban, Heri Prasetyo, menceritakan terakhir kali melihat putrinya pada Sabtu pagi dan tidak bisa dihubungi lagi pada sore harinya. Minggu (19/3) malam, dirinya diminta datang ke RS Bhayangkara dan mendapat pemberitahuan bahwa jenazah putrinya penuh luka.