Home Gaya Hidup Tragis, Tradisi Pengantin Tebu di PG Tasikmadu Tinggal Kenangan

Tragis, Tradisi Pengantin Tebu di PG Tasikmadu Tinggal Kenangan

Karanganyar, Gatra.com - Makin terpuruknya produksi gula dalam negeri berimbas pada tergerusnya tradisi selamatan giling tebu atau cembengan. Di Kabupaten Karanganyar, Jateng tradisi Cembengan yang diawali iring-iringan pengantin tebu tersebut sudah berlangsung ratusan tahun.

Namun sejak 2022 lalu, Cembengan tiada. Pabrik Gula Tasikmadu tak punya cukup sumber daya untuk menyelenggarakannya. Upacara adat menandai dimulainya giling tebu menyedot dana tak sedikit. Mulai dari pengadaan tujuh buah kepala kerbau sampai ubo rampe pengantin tebu.

"PG Tasikmadu tidak melaksanakan Cembengan sejak 2022. Terakhir giling di tahun 2021. Meskipun itu hanya berlangsung 13 hari saja dari normalnya giling 100 hari. Saat itu masih disuplai bahan baku tebu dari Sragen. Sekarang sudah enggak boleh lagi. Kurang efektif," kata Asisten Manager Tebu Rakyat PG Tasikmadu, Arie Dwi Giestanto kepada Gatra.com, Kamis (11/5).

Sedianya, giling tebu di PG Tasikmadu dimulai awal Mei 2023. Lantaran kurang sumber daya dan bahan baku, maka produksi di pabrik dinonaktifkan. Bahan baku tebu di Karanganyar dikirim ke PG Mojo Sragen yang masih beroperasi untuk mendukung giling tebu di sana. Yang tersisa di wilayah kerja PG Tasikmadu, hanya bahan baku tebu yang ditanam di 2.000 hektare saja. Per hektare bisa menghasilkan 65 kuintal tebu. Jika hanya mengandalkan panenan di luasan itu saja sangat kurang untuk mendukung giling tebu.

"Giling tebu itu idealnya 100 hari atau tiga bulan. Sehari dibutuhkan 3.000 ton tebu. Kalau 100 hari, maka dibutuhkan 300.000 ton tebu. Kita enggak punya sebanyak itu. Petani tebu yang dulunya bermitra dengan kami sudah diberi kebebasan mengolah lahannya. Kini mereka punya banyak pilihan tidak harus terikat dengan PG Tasikmadu," katanya,

Terkait tradisi Cembengan, ia tak memungkiri itu bagian penting dari selamatan giling yang tak lepas dari budaya Jawa. Cembengan telah diakrabi masyarakat Tasikmadu dan sekitarnya selama ratusan tahun. Pada selamatan giling, biasanya mempersembahkan 7 kepala kerbau dan pernikahan tebu sebagai wujud permohonan keselamatan para pekerja giling dan harapan produkso gula maksimal.

Meski pabrik tak giling, namun operasional masih berlangsung. Bahkan manajemen PG Tasikmadu yang kini di bawah PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) mengoptimalkan pemanfaatan aset. Misalnya bermitra dengan rumah produksi pembuatan film Gadis Kretek dan menyewakan bangunan peninggalan Mangkunegara IV itu untuk wisata domestik.

Ia berharap pemerintah mendukung produksi tebu nasional melalui programnya. Satu diantaranya membuka lahan baru dari konversi tanaman karet ke tebu PTPN IX dan Perhutani.

"Harapan kami dengan bahan baku cukup, PG Tasikmadu bisa giling lagi," katanya.

367