Home Nasional Hadiri Milad PKS, Anies Singgung Pejabat yang Jadi Pedagang Sekaligus Pembuat Aturan

Hadiri Milad PKS, Anies Singgung Pejabat yang Jadi Pedagang Sekaligus Pembuat Aturan

Jakarta, Gatra.com – Bakal calon presiden (bacaleg) yang diusung Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, menyinggung soal adanya konflik kepentingan dalam mengelola kekuasaan dan membentuk kebijakan publik. Di negara yang sukses, kata dia, tak ada kepentingan antara pemain pasar (market player) yang sekaligus menjadi regulator.

“Misalnya, yang seperti ini tidak ada market player yang sekaligus regulator. Kalau pedagang, pedagang saja. Jangan pedagang sekaligus pejabat sekaligus pembuat aturan. Apalagi membuat peraturan terkait perdagangan yang dibuatnya,” kata Anies dalam pidato politiknya dalam Puncak Milad Ke-21 PKS di Istora Senaya Jakarta, Sabtu, (20/5/2023).

Di samping itu, Anies juga menyentil soal pejabat yang merangkap jabatan yang bertumpuk-tumpuk. Menurutnya, itu adalah upaya pemeberian keistimewaan pada sekelompok tertentu saja dan mengesampingkan nilai-nilai meritokrasi.

Baca juga: Rayakan Milad ke-21, PKS Ungkap Target 15% di Pemilu 2024

Sebagai konteks, Anies membahas hal itu dalam pidatonya karena ia merujuk pada sebuah buku bertajuk “Why Nations Fail”. Dalam buku itu, kata dia, institusi politik dan ekonomi yang bersifat ekstraktif dan memeras akan membuat suatu negara gagal. Sebaliknya, apabila institusi-institusi itu bersifat inklusif dan menawarkan kesetaraan, maka negara akan menjadi kuat.

Anies mengatakan,negara dengan institusi politik dan ekonomi yang memeras cenderung mengkonsolidasikan kekuasaan pada satu kelompok saja. Tak hanya itu, ia mengatakan negara dengan jenis ini cenderung membatasi partisipasi publik dalam membuat kebijakan. “Kekuasaannya tidak disebar dan tidak dibagikan kepada semua,” kata Anies.

“Mudah-mudahan tanda-tanda seperti ini tidak ada di negeri kita,” imbuh Anies.

Baca juga: Menkominfo Asal Nasdem Ditangkap, Anies Klaim Koalisi Perubahan Makin Semangat

Tak mudah untuk menginterpretasikan sentilan Anies ini ditujukan kepada siapa. Namun, beberapa waktu lalu, eks Gubernur DKI Jakarta itu sempat berselisih paham dengan sejumlah pejabat pemerintahan pemegang kekuasaan soal subsidi mobil listrik.

Hal itu ia utarakan ketika berpidato dalam agenda deklarasi relawan Amanat Indonesia (ANIES) di Stadion Tennis Indoor, Jakarta, Minggu, (7/5/2023). Dalam kesempatan itu, Anies menyoroti bahwa subsidi kendaraan listrik hanya akan menguntungkan kalangan berada.

Beberapa waktu kemudian, serangan balik menerpa Anies. Beberapa pejabat meradang dan mengkritik balik. Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, hingga Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita turut menyemprot Anies. Luhut bahkan menantang yang berkomentar miring soal subsidi mobil listrik untuk langsung mendatanginya.

Kini, Anies tampak fokus untuk menyongsong Pemilu 2024 mendatang sebagai bacapres usungan Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. Dalam pidatonya, ia menggambarkan Indonesia menjadi negara sukses sebagai kontras negara pemeras seperti yang digambarkan dalam buku yang ia baca.

Baca juga: Anies Minta Kader PKS Tak Termakan Kampanye Negatif: Jangan Dibantah, Lawan dengan Pertanyaan

Kata Anies, negara yang institusi politik dan ekonominya melayani semua kalangan dan menjunjung tinggi demokrasi akan bisa disaksikan tanpa konflik kepentingan. Menurutnya, negara jenis ini cenderung menjunjung tinggi tegaknya hukum. “Yang dilakukan adalah memperkuat cabang-cabang hukum agar independen,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Presiden PKS, Akhmad Syaikhu, mengatakan bahwa partainya dan dua partai lainnya di Koalisi Perubahan tetap serius mengusung Anies menjadi capres di Pemilu 2024 mendatang. “Mudah-mudahan Allah takdirkan beliau bisa menjadi presiden Republik Indonesia,” katanya.

Baru-baru ini, Koalisi Perubahan sempat diterpa masalah lantaran Menkominfo Johnny G Plate, yang juga Sekjen Partai Nasdem, resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi BTS 4G. Namun, Syaikhu menilai bahwa itu merupakan cobaan bagi koalisi tersebut.

Syaikhu mengungkapkan bahwa kasus yang menimpa Plate tak berdampak apa-apa kepada koalisi yang sedang dibangun antara PKS dengan Nasdem dan Demokrat. Ia menegaskan bahwa koalisi tersebut masih kuat. “Tetap solid untuk berjuang memenangkan saudara Anies Rasyid Baswedan menjadi presiden RI 2024-2029,” tandasnya.

56