Home Hiburan Membedah Igel Jongkok di The (Famous) Jung Jung-Te Jung Dance

Membedah Igel Jongkok di The (Famous) Jung Jung-Te Jung Dance

Jakarta, Gatra.com - Helatari 2023 yang diselenggarakan Komunitas Salihara menghadirkan The (Famous) Jung Jung-Te Jung Dance. Pertunjukan tari kontemporer ini diadakan pada 17 dan 18 Juni 2023 di Salihara, Jakarta Selatan.

The (Famous) Jung Jung-Te Jung Dance dikoreografi oleh Wayan Sumahardika dan dibawakan oleh tiga penari: Tri Ray Dewantara, Jacko Kaneko, dan Krisna Satya. Wayan Sumahardika mengangkat konsep 'repertoar-arsip' sebagai ide dasarnya, yang terinspirasi video arsip Bali 1928 dengan menggunakan materi arsip karya tari Igel Jongkok oleh maestro penari Bali, I Ketut Marya.

Baca Juga: Waktu Ku Kecil, Tidak Besar: Sebuah Satir Tentang Keteraturan

Pertunjukan dimulai dengan gerakan seorang penari yang liukannya hampir menyerupai tayangan arsip tari Wayan Sampih, salah seorang murid I Marya, yang ditampilkan pada big screen di layar belakang. Selanjutnya gerakan-gerakan tari mengiringi dialog dari penari yang menjelaskan detail-detail tentang Igel Jongkok -mulai dari sejarah hingga teknik gerakannya.

Pertunjukan The (Famous) Jung Jung-Te Jung Dance (Dok.Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya)
Pertunjukan The (Famous) Jung Jung-Te Jung Dance (Dok.Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya)

Secara perlahan mereka menjelaskan detail dari tarian Igel Jongkok. Bahkan di satu waktu mereka mengajak penonton untuk ikut berjongkok sambil mempraktekan salah satu teknik yang ada dalam tarian ini.

Sebagai karya tari monumental di jamannya, Igel Jongkok menjadi sumber gagasan untuk menguraikan percakapan jongkok dalam zaman kolonial serta persepsi masyarakat tentang jongkok pada era sekarang. Karya ini menawarkan pemaknaan atas relasi tradisi, kesejarahan (arsip) dan proses artistik yang menantang tatapan atas karya tari Bali dalam dunia kontemporer.

Baca Juga: Gugatan pada Penyeragaman oleh “Budi Bermain Boal” Membuka Helatari 2023

Di sisi lain, pekarya secara jelas mengambil posisi atas praktiknya, sehingga memiliki kejernihan dalam menjelaskan gagasan melalui konsep pertunjukan dan berani mencoba tawaran pemanggungan yang berbeda. Hal ini juga sekaligus memperlihatkan bagaimana karya tersebut mampu menipiskan sekat yang mungkin ada di antara praktik kerja riset dengan seni itu sendiri.

Wayan Sumahardika adalah penulis, sutradara dan pembuat teater kelahiran Denpasar, Bali, 1992. Ia menjadi pendiri Teater Kalangan, sebuah kolektif lintas disiplin pertunjukan berbasis di Bali.

Praktik artistiknya banyak bergerak pada persimpangan teater, tari, ragam seni, laku sehari-hari sebagai studi budaya melalui pendekatan site-specific, repertoar-arsip, dan spekulatif.

Karya-karyanya telah dipentaskan, di antaranya The (Famous) Squatting Dance (2022), Lelintasan Gering dalam 33 Diorama (film-tari) (2019-2020), dan Joged Adar, Kekasihmu dan Kesibukan Melupakannya (teater-tari) (2018). Saat ini ia juga bergiat dalam perkembangan riset artistik pertunjukan melalui Mulawali Institute.

442