Home Pendidikan Dulu Tak Dilirik, Vokasi Kini Jadi Ujung Tombak Kemajuan Negara

Dulu Tak Dilirik, Vokasi Kini Jadi Ujung Tombak Kemajuan Negara

Jakarta, Gatra.com – Peminat pendidikan vokasi kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Jika dahulu sekolah vokasi hanya menjadi pilihan kesekian, kini vokasi makin laris manis karena bisa menawarkan lulusan-lulusan yang siap kerja dan relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Peningkatan kepercayaan publik terhadap pendidikan vokasi tidak terlepas dari kemitraan yang terjalin antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyebut, vokasi sebagai solusi menghadapi berbagai tantangan bangsa.

"Orang-orang yang selama ini memiliki persepsi yang negatif tentang sekolah di SMK atau Politeknik bisa mengerti bahwa perubahan masih sedang terjadi di Indonesia,” tutur Nadiem dalam keterangannya, Rabu (5/7).

Perubahan secara masif pada pendidikan vokasi adalah sebuah momentum. Pasalnya, pendidikan vokasi menjadi salah satu strategi dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Nadiem yakin, masih banyak ribuan kisah inspiratif lainnya yang tersebar di berbagai sekolah dan kampus vokasi di seluruh penjuru Tanah Air.

Salah satu kisah Inspiratif yang disoroti Nadiem ada di SMK Yapis Fakfak, Papua Barat. Seorang siswa bernama Dermina, anak Kampung Sakartemin, Distrik Fakfak yang dengan semangat menimba ilmu untuk dapat menggeluti bidang tata busana, dan menggapai cita-cita sebagai perancang busana.

“Kalau kita blusukan, ada ribuan kisah-kisah yang menunjukkan keberanian, daya inovasi, serta keinginan untuk kemajuan Indonesia,” sebutnya.

Lebih lanjut, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda mengungkapkan, pendidikan vokasi dibutuhkan untuk melakukan lompatan-lompatan ekonomi. Bahkan, negara dengan ekonomi yang maju pun adalah negara yang aware pada pendidikan vokasi. Singapura misalnya yang diketahui memiliki lima politeknik besar.

"Indonesia sudah berada di jalan yang benar, dan jenis pendidikan yang paling singkat koneksinya dengan ekonomi adalah pendidikan vokasi. Pola-pola pembelajaran di vokasi itu selaras dengan kebutuhan industri,” jelas Uuf.

Transformasi pendidikan vokasi di Tanah Air sendiri tidak terlepas dari kontribusi pelaku DUDI. Agustina Tutik selaku Ketua Tim Strategi dan Perencanaan Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi mengatakan, industri ingin turut terlibat dalam pembangunan SDM melalui pendidikan vokasi.

Agustina menambahkan, upaya revitalisasi pendidikan vokasi, khususnya di SMK dilakukan melalui intervensi kurikulum. Konsorsium tidak terbatas membantu di sektor yang berkaitan dengan bidang usaha mereka, tetapi fokus kepada sektor-sektor yang memang dibutuhkan oleh Indonesia. Pada tahun 2021 terdapat enam SMK yang dibantu, dan tahun 2022 terdapat tujuh SMK.

“Tahun ini kami menargetkan ada enam SMK yang dapat dibantu, jurusannya bervariasi. Di SMKN 8 Surakarta misalnya, melalui Program SMK Pusat Keunggulan kami membantu untuk mengembangkan bidang seni pertunjukan. Untuk intervensi pada kurikulum di sana, kami menggandeng Garin Nugroho. Kami berharap ini nanti bisa menjadi cikal bakal Broadway,” ucap Agustina.

246