Home Gaya Hidup Merinding! Refleksi Tahun Baru Islam, Menko Muhadjir Ajak Baca Selawat Sibuk, Ini Bunyi dan Maknanya

Merinding! Refleksi Tahun Baru Islam, Menko Muhadjir Ajak Baca Selawat Sibuk, Ini Bunyi dan Maknanya

Jakarta, Gatra.com— Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengajak umat Islam membaca Selawat Asyghil saat mengakhiri sambutannya pada acara Gebyar Hijriyah Tahun Baru Islam 1445 H yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal di Lantai Utama Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (19/7).

Acara bertema “Transformasi Nilai Hijriah Menuju Indonesia Tinggal Landas”. Turut hadir dalam acara itu, antara lain Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Ketua Harian BPMI Nasaruddin Umar, serta Atase Agama Kedutaan Besar Malaysia.

Ajakan Muhadjir untuk membaca Selawat Asyghil mendapat sambutan spontan ratusan umat Islam yang memadati Masjid Istiqlal. Lantunan Selawat itu membuat merinding, menggetarkan atmosfer masjid. Dilanjutkan dengan berdoa bersama untuk keselamatan dan kemajuan bangsa Indonesia dalam menghadapi rintangan dan tantangan di masa depan.

Muhadjir menyampaikan agar seluruh umat Islam dapat memaknai pergantian tahun baru hijriyah dengan bermuhasabah dan merefleksikan amal ibadah untuk memperbaiki diri demi kemajuan bangsa. Menurut dia, pergantian tahun baru hijriyah perlu dimaknai sebagai “hijratun nafsiah” dan “hijratul amaliyah” yaitu perpindahan secara spiritual dan intelektual.

Perpindahan dari kekufuran kepada keimanan dengan meningkatkan kesungguhan dalam beribadah, peningkatan ilmu pengetahuan, serta perbaikan diri dari kondisi kemiskinan kepada kecukupan ekonomi dengan kerja keras dan tawakal.

Dia mengajak seluruh umat saling bergotong-royong dan saling mendukung serta bekerja keras dalam menjaga hati, pikiran, dan langkah sebagai bagian dari berhijrah menuju kemajuan dan keunggulan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Hijrah diri merupakan titik tolak paling dasar untuk dapat berkontribusi menuju Indonesia maju,” ujar Muhadjir yang juga selaku Ketua Dewan Pengarah Masjid Istiqlal.

Diketahui, rangkaian peringatan 1 Muharram 1445 H ini telah dimulai sejak sehari sebelumnya. Rangkaian acara diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an selama seharian penuh dan dilanjutkan dengan Qiyamul Lail pada malam penggantian tahun hijriyah.

Puncak acara yang dihadiri oleh ratusan umat itu ditutup dengan Tabligh Akbar Muharram dengan tausiyah dari Ketua Yayasan Alfachriyah Serang Banten Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan, serta Wakil Ketua Umum PBNU yang juga sekaligus Pembina Majlis Darul Mustafa Zulfa Mustafa.

Inilah teks Selawat Asyghil

Allahumma sholli ‘ala sayyidina muhammad wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin wa akhrijna min bainihim salimin wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Artinya : “Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang zalim dengan orang zalim lainnya. Selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan limpahkanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.”

Bacaan selawat yang kita panjatkan  untuk Rasulullah SAW ada banyak macamnya. Dari yang diajarkan Nabi SAW hingga yang dibuat oleh para alim ulama, seperti selawat thibbil qulub dan selawat nariyah. Temasuk selawat itu adalah "Selawat Asyghil"

Sejarah Selawat Asyghil

Menurut sejarahnya, Selawat Asyghil itu dipanjatkan Sayyid Ja’far Shodiq bin Muhammad al Baqir yang wafat pada 138 H. Beliau adalah dzurriyat/keturunan Rasulullah SAW dari cucunya yang bernama Sayyidina Husein putra Ali bin Abi Thalib dengan Sayyidah Fatimah Az-Zahra.

Selawat Asyghil sering beliau panjatkan saat Doa Qunut pada waktu Sholat Subuh. Sayyid Ja'far Shodiq hidup di masa akhir pemerintahan Khilafah Bani Umayyah dan awal pemerintahan Abassiyah. Pada waktu itu kehidupan politik tidak stabil dan penuh konflik antara penguasa dengan rakyatnya.

Selawat Asyghil yang berarti "sibuk" ini bertujuan untuk memohon rahmat Allah SWT untuk Rasulullah SAW dan juga untuk memohon keselamatan dari kedzhaliman orang-orang dzalim. Selawat ini dimaknai sebagai permintaan kepada Allah SWT, agar orang-orang dzhalim disibukkan oleh permasalahan diantara mereka sendiri, sehingga kaum muslim bisa mencapai hal yang diinginkan.

Selawat asyghil ini adalah bentuk permohonan kepada Allah melalui Seolawat kepada Rasulullah agar diselamatkan dari orang-orang dzalim.

259