Home Ekonomi BUMDes ini Dikaji untuk Jadi Pilot Project BUMDes yang Salurkan Dana Bergulir BPDLH

BUMDes ini Dikaji untuk Jadi Pilot Project BUMDes yang Salurkan Dana Bergulir BPDLH

Jakarta, Gatra.com - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Warga Dekat, Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Banten, saat ini tengah mempersiapkan diri untuk mengelola dana bergulir dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).

BPDLH merupakan Badan Layanan Umum (BLU) yang berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan bertugas mengelola Dana Lingkungan Hidup di berbagai sektor, termasuk kehutanan, energi, sumber daya mineral, perdagangan karbon, jasa lingkungan, industri, transportasi, pertanian, kelautan, perikanan, dan bidang lingkungan lainnya.

BLU ini memberikan fleksibilitas dalam mengelola dana, mulai dari penghimpunan dana hingga penyaluran kepada kementerian, lembaga, dan badan usaha.

Adalah Politeknik Keuangan Negara (PKN STAN yang mendampingi BUMDes Warga Dekat ini dalam upaya mengelola dana dari BPDLH. Kepala Desa Bandung, Wahyu Kusnadiharja, menjelaskan bahwa keputusan mengambil langkah untuk menjadi lebih baik adalah kunci kesuksesan.

“Desa Bandung, dengan bimbingan dari PKN STAN, mengidentifikasi potensi hutan pandan duri sebagai warisan leluhur. Dengan tekad dan panduan ini, Desa Bandung berupaya untuk mengakses dana bergulir dari BPDLH,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan PKN STAN yang diterima Gatracom, Jumat (11/08).

Sejauh ini, belum ada BUMDes yang terlibat dalam penyaluran dana bergulir dari BPDLH. Oleh karena itu, langkah BUMDes Warga Dekat Desa Bandung untuk menjalin komunikasi dengan BPDLH untuk mengakses produk dana bergulir sangat tepat.

Wahyu menjelaskan bahwa setelah memahami berbagai aspek, terutama pembiayaan yang disediakan oleh BPDLH, Desa Bandung memutuskan untuk mengajukan audiensi dengan BPDLH. Komunikasi pertama dilakukan secara online dan kemudian diikuti dengan pertemuan langsung di Kantor BPDLH di Jakarta.

Dalam proposalnya, BUMDes Warga Dekat menyoroti kondisi hutan pandan duri di desanya, yang dulunya mencakup 60 hektar, tetapi sekarang hanya tersisa 14 hektar. “Dengan semangat untuk menghijaukan desa dan meningkatkan kesejahteraan para perajin pandan, Pemerintahan Desa Bandung bertekad untuk merevitalisasi hutan pandan duri di wilayah tersebut,” ujar Wahyu.

Dalam upaya ini, petani dan pengrajin anyaman pandan di Desa Bandung, telah berkolaborasi dengan BUMDes untuk kegiatan simpan pinjam dan pemasaran produk. Harapannya, dengan penanaman pandan duri yang lebih luas, pendapatan pengrajin dapat meningkat, dan BUMDes dapat tumbuh lebih besar.

“Selain berupaya mengakses dana bergulir, Desa Bandung juga berharap mendapatkan hibah dari BPDLH untuk merevitalisasi lahan warga menjadi area penanaman pandan duri dan kopi,” jelas Wahyu.

Menurut Direktur Utama BPDLH, Joko Tri Haryanto, lembaganya memiliki instrumen pembiayaan yang dapat diakses oleh BUMDes, koperasi, dan lembaga keuangan lainnya untuk menjadi penyalur dana bergulir.

Ia menegaskan pentingnya komitmen dari BUMDes dalam mengelola dana tersebut agar program ini dapat berjalan dengan lancar dan berkelanjutan.

Program ini juga akan selalu didampingi oleh PKN STAN, yang akan membantu dalam pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap penyaluran dana bergulir ini. “Kami juga akan fokus pada pendampingan laporan keuangan BUMDes serta literasi keuangan bagi penyalur dan debitur,” ungkapnya.

Kerjasama ini merupakan bagian dari langkah konkret untuk mengimplementasikan kerja sama antara Desa Bandung, BPDLH, dan PKN STAN dalam mengelola dana bergulir. Semua pihak berharap bahwa pendekatan ini akan sukses dan dapat diaplikasikan di desa-desa lain di Indonesia.

380