Home Regional Sedekah Laut Kertojayan, Ribuan Orang Padati Pantai Genjik Ikut Ngalap Berkah

Sedekah Laut Kertojayan, Ribuan Orang Padati Pantai Genjik Ikut Ngalap Berkah

Purworejo, Gatra.com- Sedekah laut Kelompok Nelayan Langgeng Raharjo, di Pantai Genjik, Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah berlangsung sangat meriah. Acara yang dihadiri oleh Wakil Bupati Purworejo, Hj Yuli Hastuti dan Kapolres AKBP Victor Ziliwu ini menyedot perhatian ribuan orang.

Sejak pagi, mereka telah memadati Pantai Genjik untuk melihat prosesi larung yang sejak tekah berlangsung sejak tahun 2009 ini. Acara diawali dengan iring-iringan nelayan dengan membawa ubo rampe untuk berdoa.

Perahu utama membawa joleng berisi persembahan berupa kambing, ingkung ayam jago, ayam panggang, bebek panggang, baju hijau pupus dan lainnya. Di depan perahu beberapa tokoh masyarakat mengenakan pakaian adat Jawa beskap, membawa peralatan untuk memohonkan doa.

Sedangkan perahu lain menunggu prosesi doa selesai, hingga perahu utama melaut membawa isinya untuk dilarung. Saat perahu-perahu nelayan itu berhasil melewati ombak yang lumayan tinggi, para penonton pun bersorak gembira.

Setelah melarung joleng dan isinya, puluhan perahu satu per satu kembali dan langsung menjadi magnet warga untuk berebut janur kuning serta buah dan jajanan yang ada dalam perahu. "Tadi saat menonton, ada mbah-mbah nyuruh saya ambil janur. Katanya untuk 'ngalap berkah'. Ini nanti saya simpan di lemari, semoga 'diparingi' berkah dan selamat oleh Tuhan," kata Nanik (58), warga Desa Wareng, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Ahad (13/8/2023).

Warga lain, Wagiyah (59) asal Prembun, Kabupaten Kebumen mengatakan, ia sudah sering ikut rebutan barang-barang sedekah. "Saya tiap tahun kalau ada sedekah seperti ini sering nonton dan ikut berebut untuk ngalap berkah," kata Wagiyah yang datang rombongan dengan keluarga dan tetangganya.

Sementara itu, Ketua Panitia Sedekah Laut, Marsojo mengatakan, jika prosesi ini diadakan sejak tahin 2009 lalu. "Tujuannya untuk mengucapkan syukur pada Tuhan yang telah memberi kami rejeki. Selain perahu utama pembawa joleng, ada 24 perahu nelayan pemgiring yang ikut prosesi ini," kata Marsojo yang juga Ketua Kelompok Nelayan Langgeng Raharjo Kertojayan.

Joleng adalah miniatur joglo yang melambangkan rumah tempat bernaungnya para nelayan. Kelompok Nelayan Langgeng Raharjo beranggotakan KUB (kelompok usaha bersama) dari 14 desa di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen yang letaknya berdekatan dengan Kertojayan.

"Kami para nelayan itu hanya punya ilmu titen (mengamati). Jadi kami tahu kapan harus melaut dan kapan tidak melaut. Tahun kemarin dalam lima bulan kami tidak 'bertemu' kemarau. Alhamdulillah tahun ini sudah (kemarau), hasil tangkapan juga sudah mulai bagus," jelasnya.

Ia menambahkan, sesuai adat turun temurun, saat larung wajib ada wedhus kendhit (kambing berbulu belang melingkar di perut). Kemudian ada baju warna hijau pupus yang dilarung, sebagai simbol nelayan di Kertojayan tidak boleh atau pantang memakai baju hijau saat melaut.

"Harapannya, bulan mendatang perolehan tangkapan kami meningkat. Biasanya setelah sedekah laut, pendapatan kami meningkat," pungkas Marsojo.

59