Home Nasional HUT ke-78 RI dan Cerita Seabad Usia Veteran Asal Kuranji , Padang

HUT ke-78 RI dan Cerita Seabad Usia Veteran Asal Kuranji , Padang

Padang, Gatra.com - Jejak eksistensi Laskar Hizbullah masih ada di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Terlebih, sebagai barisan pejuang aktif selama masa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Nawi, seorang Veteran asal Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Dia disebut satu-satunya pejuang Laskar Hizbullah di Sumbar pada zaman Agresi Militer Belanda yang masih hidup hingga saat ini.

"Lahir di Padang, 12 Mei 1923. Sekarang umur sudah 100 tahun empat bulan, sudah masuk 101 tahun" kata Nawi, usai upacara HUT ke-78 Republik Indonesia di halaman Istana Gubernur Sumbar, pada Kamis (17/8).

Eks Komando Regu Tentara Allah bentukan pendudukan Jepang itu menceritakan, sebelum berjuang, dia dan pasukannya pernah digembleng Tentara Jepang dalam kemiliteran. Terutama dilatih dalam penggunaan senjata, untuk menjadi kekuatan cadangan pasukan Pembela Tanah Air (PETA).

Kemudian, Tentara Jepang diusir dari Indonesia usai Kaisar Jepang Hirohito menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Pascahengkangnya tentara Jepang itu, bersama santri dan pejuang muslim lainnya dia ikut mempertahankan kedaulatan Merah Putih.

"Dulu dilatih Tentara Jepang. Setelah Jepang pergi dari Indonesia, kami perang melawan Belanda. Saya berjuang dari 1945 sampai 1949," tuturnya.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Padang itu menjelaskan, kehidupan pada masa perjuangan melawan penjajahan Belanda sangat mengerikan. Hidup bergerilya masuk rimba keluar rimba, wilayah Sumbar.

"Makan cuma ubi, pisang. Hanya kadang-kadang makan nasi, karena beras tidak ada. Menanam atau panen padi sangat sulit, karena masyarakat diburu Belanda," ceritanya.

Selain itu, veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) ini juga mengakui pernah tertembak. Terutama paha kanannya tembus peluru di masa pergolakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) tahun 1958 silam.

Kini, kendati usia sudah seabad lebih, namu Nawi masih terlihat bugar. Masih kuat jalan, bisa olahraga, menyesap kopi, hingga merokok. Dia bahkan juga mengakui tidak pernah mengalami sakit berat, atau menahun seperti orang lansia lainnya.

"Alhamdulillah. Belum pernah sakit keras. Kalau demam ada, cuma dua hari, tiga hari, lalu sembuh," seloroh Nawi berbahasa Minang, sesekali  sambil menyesap dalam-dalam rokoknya.

Pada momentum HUT ke-78 RI ini, anggota LVRI Sumbar ini mengajak generasi muda untuk merawat NKRI. Salah satunya untuk sama-sama menjaga kesatuan dan persatuan demi masa depan bangsa ini lebih baik, tanpa perpecahan.

Pernyataan itu diakui Zul Idrismen (52), selaku staf DPC LVRI Padang. Dia mengungkapkan, sosok Nawi merupakan pejuang di masa muda untuk mengusir penjajahan Belanda dari Tanah Air. Salah satunya, ikut bergerilya dari hutan ke hutan bersama Laskar Hizbullah.

Zul juga mengatakan, saat ini tercatat sekitar 100 veteran di Sumbar. Namun, kini Nawi satu-satunya veteran PKRI zaman Agresi Militer Belanda di wilayah Sumbar. Selebihnya ialah pascamerdeka, di antaranya veteran pembela, veteran perdamaian, dan veteran anumerta.

"Ya, mendengar cerita beliau, pernah bergerilya ke daerah Painan, Pesisir Selatan, Batusangkar, Solok, hingga ke Pasaman. Dia satu-satunya PKRI yang masih hidup," ujarnya.

Zul juga mengutarakan, sejak diangkat sebagai pensiunan PKRI, Nawi bekerja sebagai masyarakat sipil biasa. Mulai hidup bertani, berdagang, dan kini menghabiskan waktu bersama istrinya yang kelima di Kelurahan Pisang, Kota Padang.

Pengakuan Zul, veteran asal Kuranji Kota Padang ini, rutin konsumsi dua butir telur setiap hari, sayuran, dan sedikit nasi. Kemudian minum kopi tanpa gula dua kali sehari, dan dua minggu satu kali memakan gulai kambing.

"Setiap hari beliau konsumsi minimal dua butir telur itik, seperti teh telur, makan gulai kambing. Tapi beliau tidak pernah sakit keras, selalu bugar. Cuma masa mudanya rutin konsumsi ubi jalar dan pisang," jelasnya.

Diketahui, Laskar Hizbullah merupakan barisan pejuang aktif pemuda muslim selama masa perang kemerdekaan Indonesia. Didirikan oleh pemerintahan pendudukan Jepang pada 8 Desember 1944, bernama Kaikyo Seinen Teishintai, atau Pasukan Sukarela Pemuda Islam.

Hizbullah dibentuk berawal saat tokoh dan masyarakat Indonesia ingin memiliki satuan militer yang beranggotakan bangsa Indonesia. Kendati diresmikan Jepang, namun komando Laskar Hizbullah berada si bawah koordinasi Partai Masyumi.

Dalam momentum spesial peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 tahun, Gubernur Sumbar, Mahyeldi turut menekankan pentingnya nilai-nilai kebersamaan, dan sinergi demi mewujudkan visi Indonesa lebih maju ke depannya.

Dia mengajak dalam perayaan kemerdekaan ini, untuk saling konsolidasi dengan semangat gotong-royong, sinergi dan kerja sama. "Mari kita sinergi, baik di antara masyarakat maupun antara masyarakat dan pemerintah," ajaknya.

Lebih lanjut, Mahyeldi mengingatkan penyelenggaraan pesta demokrasi tahun depan. Dia mengimbau, masyarakat bisa menyambutnya dengan semangat positif demi kemajuan bangsa, bukan justru menimbulkan perpecahan.

104