Home Olahraga Polemik Penolakan Pemain dari Klub, PSSI Harus Tegas

Polemik Penolakan Pemain dari Klub, PSSI Harus Tegas

Jakarta, Gatra.com - Polemik penolakan klub atas pemain yang dipanggil untuk membela tim nasional (Timnas) Indonesia masih menjadi perbincangan. Terbaru, beberapa klub BRI Liga 1 tidak bersedia melepas pemainnya untuk berpartisipasi di ajang Piala AFF U-23 2023.

Menanggapai hal ini, Ketua Steering Commitee Piala Presiden 2019 sekaligus politisi Maruarar Sirait meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk tidak mau kalah dalam membela kepentingan nasional. Ia meminta PSSI bertindak tegas dalam menerapkan aturan.

"Untuk Piala AFF, membela negara, pemain tidak bisa dikasih klub. Apa masalahnya? Saya evaluasinya apa PSSI tidak punya wibawa, apa komunikasinya tidak bagus, atau aturan tidak memadai?" ujarnya dalam diskusi yang digelar secara daring, Minggu (20/8).

Menurutnya, PSSI harus mempunyai aturan untuk hal ini. Sebab, kebutuhan pemain dalam upaya meraih prestasi di tingkat internasional harus diutamakan.

Selain itu, penegakan aturan bila memang sudah dibuat harus menjadi perhatian utama. Membela kepentingan negara menjadi prioritas, sehingga aturan pendukungnya harus bisa dijalankan sebaik-baiknya.

Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha, mengungkapkan bahwa persoalan komunikasi masih menjadi akar utamanya. Bagaimana klub harus berperan dalam mendukung kepentingan negara harus terus disosialisasikan.

"Piala AFF U-23 2023 adalah sasaran antara persiapan AFC U-23 mendatang. Dengan kompleksitas yang ada, pasti kita memahami apabila ada resistensi klub terhadap pemainnya, apalagi yang diminta lebih dari tiga pemain," ungkapnya.

Ia menyebut penolakan klub didasarkan pada aturan internasional bahwa Piala AFF U-23 2023 bukanlah turnamen yang sesuai dengan kalendar FIFA. Artinya, klub berhak menolak dan tidak melepas pemainnya bila diminta.

Persoalan komunikasi ini menjadi catatan ke depannya. Meskipun aturan dalam negeri mengatur pelepasan pemain untuk kepentingan Timnas, penegakan dan sosialisasinya menjadi upaya yang harus terus dilakukan.

20