Home Gaya Hidup Festival Alur Bunyi: Musik Lintas Genre hingga Pameran Project Mapping

Festival Alur Bunyi: Musik Lintas Genre hingga Pameran Project Mapping

Jakarta, Gatra.com – Goethe-Institut Indonesien menghadirkan Festival Alur Bunyi 2023 yang tahun ini memasuki penyelenggaraan kedua. Kali ini dihadirkan lebih dari 20 penampilan musik lintas genre. Festival diadakan pada 26 Agustus 2023 dari pukul 12.00 hingga 23.00 WIB.

Penampilan musik lintas genre yang ditampilkan mulai dari elektronik, jazz, punk, klasik, dangdut, folk, hingga disko. Penampilan dalam festival ini dilakukan di tiga ruang di lembaga kebudayaan Jerman tersebut, yakni di auditorium GoetheHaus, foyer, serta perpustakaan.

“Esensi utama Festival Alur Bunyi adalah menjadi sebuah wadah bagi musisi dan seniman lokal bercengkrama sekaligus katalisator kolaborasi,” ujar Elizabeth Soegiharto, koordinator Program Goethe-Institut Indonesien sekaligus kurator Festival Alur Bunyi.

Baca Juga: Depot Jamu Ngatiyem dan Cerita-cerita Masa Krisis

Direktur Goethe-Institut Indonesien Dr. Stefan Dreyer membuka Festival Alur Bunyi (Gatra/Hidayat Adhiningrat P)
Direktur Goethe-Institut Indonesien Dr. Stefan Dreyer membuka Festival Alur Bunyi (Gatra/Hidayat Adhiningrat P)

Di penampilan pertama hadir Jason Mountario, Sri Hanuraga, dan Kelvin Andreas. Trio ini membawakan musik dalam genre jazz. Selama satu jam penampilan mereka mengusung aliran Free Jazz. Musik yang kebanyakan dibawakan dalam format instrumen ini mengaduk-aduk penonton lewat alur yang naik turun.

Terkadang musiknya mengalun pelan, seringkali menyentak. “Satu album ini dia (Jason) ngomongin cinta. Di tengah kenyamanan, selalu ada interupsi di sana-sini. Sepertinya Jason ingin bercerita bahwa cinta yang kita sepertinya sudah paham ternyata dia selalu luput dari cengkeraman kita,” kata Sri Hanuraga.

Baca Juga: Buku Dokumen Historis Arsitek Indonesia di Jerman Diluncurkan di GoetheHaus

Selain penampilan musik, ada juga kehadiran instalasi interaktif dan pameran project mapping berjudul Sensoria yang dibuka saat festival. Kehadirannya memberi elemen dan warna baru bagi Festival Alur Bunyi. Pameran ini merupakan kolaborasi Goethe-Institut Jakarta dan Bandung dengan Tomy Herseta, Convert Textured, serta Arafura Media Design.

Showcase Indomodular di perpustakaan Goethe-Institut Indonesien (Gatra/Hidayat Adhiningrat P)
Showcase Indomodular di perpustakaan Goethe-Institut Indonesien (Gatra/Hidayat Adhiningrat P)

Setelah melalui proses lokakarya sejak Juni 2023, sepuluh partisipan yang berasal dari area Jabodetabek dan Jawa Barat bersama Arafura Media Design, Convert Textured, serta Tomy Herseta mempresentasikan hasil eksplorasi bagaimana koreografi cahaya dan latar belakang panggung dapat menjadi kesatuan dalam pertunjukan holistik yang mampu memberikan persepsi dan sensasi multisensori.

Festival ini merupakan transformasi dari Alur Bunyi, program rangkaian konser yang diinisiasi Goethe-Institut Indonesien sejak 2017 dan konsisten menyoroti musik elektronik eksperimental dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, Alur Bunyi untuk pertama kalinya dikemas dalam bentuk festival satu hari yang menampilkan penampilan musik lintas genre. Saat itu, Festival Alur Bunyi digagas sebagai pembuka perayaan 60 tahun Goethe-Institut berkiprah di Indonesia.

123