Home Teknologi Eksklusif! Eksekutif CDNetworks Beberkan Fenomena Shoppertainment

Eksklusif! Eksekutif CDNetworks Beberkan Fenomena Shoppertainment

Wawancara Khusus

Head of Sales SSEA and ANZ at CDNetworks, Yien Wu

“Dua Dekade Terakhir, Pergeseran Tren Belanja Online Sangat Signifikan”

--------------------------------------

 

Industri Shoppertainment di kawasan Asia-Pasifik diproyeksikan akan memiliki potensi nilai sebesar US$1 triliun pada 2025, dengan Indonesia digadang akan menjadi pasar shoppertainment terbesar di kawasan ini yang menguasai sekitar 26 persen pangsa pasar. Shoppertainment saat ini telah menjelma tren yang mendominasi dunia belanja online, dan diprediksi akan terus berkembang pesat. Pertumbuhan pesat shoppertainment ini merupakan respons atas perubahan perilaku konsumen yang didorong oleh tingginya adopsi teknologi.

Meskipun belanja secara live stream menawarkan kemudahan, tantangan besar muncul dalam mengelola permintaan distribusi konten yang lebih dinamis, obrolan instan, membagikan komentar dan gambar, verifikasi akun dan kata sandi, serta transaksi keuangan. Terlebih, tantangan ini semakin besar saat periode promosi tiba, terutama bagi pemain besar dalam industri ini, ketika jumlah viewers mencapai ratusan juta. Karena itu, lanskap, potensi, dan tantangan industri shoppertainment juga meningkat terutama di tengah arus lalu litas server situs web yang memadat.

CDNetworks merupakan content delivery network (CDN) provider terkemuka di kawasan Asia-pasifik yang berbasis di Singapura, dengan lebih dari 2800 Point of Presence global. Mereka memanfaatkan Edge sebagai layanan untuk memberikan pengalaman digital yang tercepat, berkualitas tinggi, dan paling aman kepada pengguna akhir di industri permainan, perjalanan, e-commerce, dan streaming media. CDNetworks memiliki kapasitas untuk menghadapi tantangan pemain industri dan permasalahan keamanan saat periode promosi, pengelolaan peningkatan permintaan lalu lintas, serta kemacetan server situs web yang dapat mengganggu penjualan.

Dalam kesempatan wawancara tertulis bersama wartawan Gatra Andhika Dinata, Head of Sales SSEA (Asia Selatan dan Asia Tenggara) and ANZ at CDNetworks, Yien Wu menjelaskan dengan lebih mendalam mengenai fenomena shoppertainment, termasuk aspek-aspek seperti daya tarik, potensi pertumbuhan, tren live-streaming, dan bagaimana hal tersebut mampu mengubah industri e-commerce dan media sosial. Berikut petikannya:

Bagaimana penilaian Anda terhadap lanskap shoppertainment di Asia Tenggara khususnya Indonesia?

Shoppertainment merupakan inovasi terbaru dalam tren berbelanja, di mana konsumen dapat berinteraksi secara langsung, bahkan membeli produk melalui teknologi live streaming. Istilah shoppertainment mengacu pada cara berjualan berbasis konten interaktif yang menghibur dan mengedukasi untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih autentik. Melalui fitur ini, pembeli dapat melihat tampilan produk secara langsung, demonstrasi dan efek produk, serta membeli produk secara langsung. Hasil survei Boston Consultant Group (BCG) yang berjudul "Shoppertainment APAC's Trillion-Dollar Opportunity" menunjukkan bahwa valuasi nilai ekonomi dari industri shoppertainment secara khusus di kawasan Asia Pasifik pada 2022 mencapai US$ 500 miliar.

Pada 2025, diperkirakan valuasi nilai tersebut akan meningkat pesat hingga mencapai US$ 1 triliun. Selain itu, Indonesia akan menjadi pasar shoppertainment terbesar dari lima negara lainnya di kawasan Asia Pasifik. Indonesia diperkirakan akan menguasai pangsa pasar sekitar 26 persen dari ceruk pasar shoppertainment di Asia Pasifik pada tahun 2025. Terkait dengan fenomena shoppertainment, media sosial menjadi salah satu kanal yang kini juga mengakomodasi aktivitas belanja konsumen di Indonesia. Dengan demikian, konten akan menjadi salah satu pendorong masif perkembangan pasar digital di Indonesia untuk saat ini dan di masa depan.

Riset BCG yang sama juga mengungkapkan bahwa kebutuhan konsumen di era digital dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu aspek transaksional, komunal, dan pengalaman dalam menggunakan platform. Dengan kemudahan belanja online, konsumen semakin kritis terhadap performa situs e-commerce dalam menjaga informasi pribadi dan detail transaksi mereka. Pada saat yang sama, konsumen online menjadi kurang toleran terhadap pengalaman belanja online yang buruk. Kecepatan penyajian konten web berdampak secara langsung terhadap konversi kunjungan pelanggan menjadi pembelian.

Ilustrasi Layanan CDNetworks (Doc. CDNetworks)

Apakah disrupsi teknologi yang dipacu oleh perkembangan AI membantu strategi/manajemen pemasaran shoppertainment saat ini?

Seiring dengan peningkatan popularitas belanja online, bisnis e-commerce selalu mencari cara untuk mengimbangi permintaan yang meningkat. Salah satu waktu paling kritis yang dihadapi oleh bisnis e-commerce terjadi selama periode promosi (tanggal kembar), dimana peningkatan lalu lintas penjualan pasti terjadi. Sebagian besar bisnis e-commerce mengandalkan situs web dan aplikasi mereka untuk menarik lalu lintas, melibatkan pembeli, dan mengkonversi kunjungan menjadi pembelian. Sementara banyak e-commerce bergantung hanya pada situs web dan aplikasi mereka untuk mengelola lonjakan ini, terjadi peningkatan ancaman dunia maya yang semakin kompleks dan membutuhkan tindakan lanjutan.

Platform keamanan CDNetworks, yang berakar pada AI dan machine learning, memproses data log skala TB setiap hari, membedakan lalu lintas yang sah yang tidak dari potensi ancaman. Dengan teknologi seperti Intelligent WAF Rule Hosting dan Human Behavior Detection, CDNetworks mampu memberikan pertahanan proaktif, membantu bisnis mempertahankan keaslian transaksi asli dan lingkungan belanja yang aman selama periode kritis.

Selain AI, teknologi seperti platform pengiriman konten juga dapat mempercepat situs e-commerce untuk membantu bisnis mendorong pendapatan dan meningkatkan profitabilitas. Performa situs web merupakan faktor penting bagi situs e-commerce mana pun. Platform ini unggul dalam mengirimkan konten ke lokasi dengan konektivitas yang buruk. Dengan pengalaman pelanggan online menjadi faktor kunci untuk mengoptimalkan kunjungan pelanggan ke situs web e-commerce, efektivitas waktu muat halaman sekaligus pengurangan rasio latensi situs menjadi faktor yang semakin penting untuk keberhasilan bisnis online. Selain itu, teknologi seperti keamanan cloud memastikan bahwa situs e-commerce terlindungi dengan baik agar dapat melindungi bisnis dan data pelanggan mereka dari ancaman siber.

Bagaimana pandangan Anda terkait fenomena creator economy atau penggunaan influencer dalam e-commerce atau shoppertainment?

Menurut saya, media sosial saat ini berada di persimpangan di antara platform perdagangan, hiburan, dan komunitas. Dengan tren konten organik yang diminati konsumen, hal ini menciptakan permintaan global. Media sosial membentuk perdagangan komunitas atau social commerce didorong oleh para pembuat konten yang mempraktikkan pemasaran word of mouth. Konten autentik yang menghibur dinilai menjadi kunci menarik interaksi dan partisipasi aktif masyarakat. Interaksi antara merek, kreator, dan komunitas inilah yang pada akhirnya mendorong keputusan konsumen untuk berbelanja. Penjual terus diimbau untuk menciptakan unsur hiburan terlebih dahulu agar masyarakat tertarik untuk membeli.

Riset juga menyebutkan bahwa 52% masyarakat Indonesia sadar akan tren shoppertainment sebagai pilihan baru dalam belanja online. Tren ini memungkinkan interaksi langsung dengan penjual sambil tetap bisa browsing media sosial tanpa harus berpindah aplikasi. Di Indonesia, diperkirakan dalam lima tahun ke depan, model social commerce akan menghasilkan transaksi dengan nilai penjualan kotor sekitar US$ 22 miliar pada tahun 2028. Dengan potensi besar tersebut, media sosial berkembang dan memiliki nilai tambah dengan menjadi sarana promosi/iklan dan penjualan produk.

Selain itu, dengan berkolaborasi bersama influencer, manfaatnya bisa semakin berlipat ganda. Pasar bisa menjadi lebih luas dan kesadaran masyarakat terhadap merek tertentu akan meningkat, yang pada akhirnya berpotensi menjadi pelanggan/returner. Lebih lanjut, Statista menyebutkan sekitar 80 persen pengguna media sosial di Indonesia mengaku akan mencari informasi mengenai produk yang dipromosikan (endorsed) di konten influencer. Model ini dinilai dapat memberikan pengalaman berbelanja yang nyaman dan interaktif kepada konsumen. Hal ini menjadi peluang bagi para pedagang yang mengupayakan bisnisnya, terutama untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

Bagaimana pandangan Anda terhadap tren live marketing transaction yang diperagakan platform TikTok?

Selama dua dekade terakhir, kita telah menyaksikan pergeseran tren belanja online yang signifikan, dengan pandemi COVID-19 yang mengukuhkannya sebagai norma baru. Saat ini, penting bagi platform e-commerce untuk menawarkan solusi live streaming langsung. Solusi ini tidak hanya memungkinkan penjual untuk menampilkan detail produk secara transparan, tetapi juga memfasilitasi interaksi dengan calon pembeli secara real-time. Untuk memenuhi permintaan ini secara efektif, platform media sosial dan e-commerce harus memastikan pengalaman menonton HD bagi penggunanya.

Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan platform content delivery network (CDN) guna memberikan pengalaman tak tertandingi untuk pelanggan Penyedia CDN, seperti CDNetworks, menerapkan Points of Presence strategis (PoPs) berskala global, memastikan penyampaian pengalaman digital tercepat dan teraman bagi pengguna, menjamin pengalaman live streaming yang cepat dan stabil. Penggunaan platform CDN dapat memberikan pengalaman pelanggan yang unggul, konsisten, dan dapat diandalkan. Selain itu, live streaming menghadirkan tantangan yang berbeda dibandingkan Video on Demand (VoD).

Pengiriman konten berkualitas tinggi memerlukan server lokal dan perangkat keras yang mahal. Media Acceleration Live Broadcast milik CDNetworks menawarkan solusi yang efisien, memungkinkan perluasan jangkauan live streaming dengan harga yang lebih terjangkau. Fitur ini memungkinkan brand untuk berkonsentrasi dalam memproduksi konten yang menarik bagi audiens mereka, mengurangi kekhawatiran tentang biaya infrastruktur perangkat keras dan pemrosesan video yang mahal dan rumit.

Ilustrasi Keamanan Siber (Doc. CDNetworks)

Bagaimana saran dan anjuran Anda untuk keamanan siber di ekosistem shoppertainment sendiri?

Beberapa rekomendasi yang ingin saya berikan kepada para pelaku industri e-commerce atau shoppertainment adalah sebagai berikut:

Pertama, lindungi situs e-commerce Anda terhadap ancaman keamanan e-commerce. Seperti: DDoS, serangan Botnet, serangan brute force, injeksi SQL, dan phising – membuat pelanggan dan reputasi bisnis dalam risiko tinggi. Namun, perusahaan e-commerce tidak dapat memblokir setiap saluran yang mungkin digunakan penyerang tanpa menutup bisnis dari dunia luar. Sangat penting untuk bekerja dengan mitra keamanan yang dapat membantu membangun keamanan berlapis yang efektif untuk memastikan situs e-commerce terlindungi dari serangan siber dan menjaga situs dan aplikasi web tetap online.

Kedua, peningkatan keamanan streaming konten adalah kuncinya. CDNetworks menyediakan rangkaian solusi keamanan yang tangguh untuk melindungi konten perusahaan. Dengan mengenkripsi data, memastikan distribusi yang aman, dan mengontrol akses melalui alat seperti HTTPDNS, kontrol akses, anti-hotlinking, dan DRM terintegrasi, live streaming dapat dilakukan dengan aman, yang tidak hanya menjaga integritas konten, tetapi juga meningkatkan profitabilitas bisnis.

Ketiga, kepatuhan PCI untuk pembayaran online Reputasi merek adalah hal yang sensitif, dan kecurigaan terhadap data yang dikompromikan dapat menyebabkan kerusakan berkepanjangan. Memastikan kepatuhan terhadap Standar Keamanan Data Industri Kartu Pembayaran (PCI DSS) tidak bisa dinegosiasikan untuk perusahaan e-commerce. CDNetworks, dengan akreditasi PCI DSS-nya, menjamin kepatuhan terhadap standar keamanan yang ketat yang melindungi perusahaan dari penipuan dan pelanggaran data.

Kepatuhan tersebut menumbuhkan kepercayaan di antara para pembeli online dan menyediakan alat penting bagi para peritel untuk keamanan pemantauan dan pelaporan audit. Selain itu, menurut Frost & Sullivan, pasar content delivery network global telah mencapai US$ 14,68 miliar pada 2022, dan diperkirakan akan bertumbuh dengan nilai pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 12,41% dan mencapai $33,30 miliar pada 2029. Prediksi ini semakin menunjukkan pentingnya teknologi untuk memastikan bisnis seperti e-commerce dapat bekerja dan memberikan pengalaman pelanggan terbaik.

Frost & Sullivan juga menunjukkan bahwa perusahaan penyedia layanan content delivery network tidak lagi hanya sekedar vendor layanan tunggal. Bisnis ini dapat berkembang menjadi bisnis hibrida multifaset yang melayani berbagai industri. CDNetworks diakui oleh Frost & Sullivan dalam Radar 2023 untuk Layanan Jaringan Pengiriman Konten Global sebagai penyedia content delivery network teratas. Laporan mendalam ini memuji CDNetworks sebagai perusahaan yang “mempercepat laju inovasi dan pengembangan produk”. Selain itu, CDNetworks dianggap sebagai pemain penting bagi perusahaan yang ingin memperluas bisnisnya di kawasan Asia Pasifik.

618