Home Pendidikan Mendorong Perempuan Berdaya Melalui Kursus

Mendorong Perempuan Berdaya Melalui Kursus

Jember, Gatra.com - Bagi Aurel (22), bekerja di bidang perbankan bukanlah menjadi dorongan hatinya. Selepas lulus SMA, pekerjaan tersebut ia coba cicipi selama beberapa waktu. Namun, ia memutuskan. berhenti dari pekerjaan tersebut karena merasa tak menaruh minat besar di kesehariannya.

Jika bicara minat, Aurel telah menambatkan hati pada dunia rias wajah. Sejak berusia belia, ia mengakui telah mengutak-atik sendiri kemampuan merias wajah dan soal kecantikan secara mandiri.

“Dulu saya juga menerima panggilan kalau ada orang yang mau dirias wajahnya. Saya biasa dibayar 50 ribu sampai 100 ribu,” ujar Aurel saat ditemui di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Piesca di Jember, beberapa waktu lalu.

Belajar secara otodidak, dirasa belum cukup untuk memperkaya kemampuan rias wajah dalam diri Aurel. Tak pelak, ia pun mantap untuk mengikuti kegiatan kursus. Disaat itulah, ia melihat LKP Piesca dapat menjadi tempat yang baik untuk mengembangkan kemampuannya.

Ia pun merasa demikian. Sejak mengikuti kursus, Aurel merasa kemampuan soal merias wajah makin meningkat. Hal ini tak terlepas dari bimbingan yang baik dari instruktur di LKP tersebut. Kepercayaan diri Aurel pun meningkat. Kini ia makin giat untuk menerima layanan perawatan dan berinvestasi pada sejumlah peralatan salon sendiri.

“Rencananya saya ingin membuka salon sendiri di tahun 2024 nanti,” ujar dia.

Program PKK sejatinya membuka kesempatan bagi generasi muda yang putus sekolah atau tidak kuliah berusia maksimal 25 tahun untuk bisa menguasai keterampilan yang diminati. Program pelatihan di lembaga kursus dilakukan secara gratis, hingga peserta mendapat sertifikasi kompetensi sehingga siap kerja.

Upaya untuk meningkatkan kesempatan bagi anak-anak muda untuk belajar merias, memang menjadi tujuan utama Endang Sunartiningsih, kala menggagas LKP Piesca. Kiprah LKP Piesca, kini menjadi salah satu LKP yang ikut dalam program PKK Direktorat Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.

Mendorong perempuan muda untuk bisa mandiri merupakan cita-cita Endang. Berbekal kemampuan seputar rias wajah dan perawatan yang didapatkan saat bertahun-tahun bergelut di dunia salon, ia pun ingin memberdayakan perempuan yang memiliki minat sama.

Saat ini, ia menampung sekitar 30 peserta khusus. Berbekal ruangan besar dan perangkat mumpuni, ia kini mendidik peserta tersebut untuk memiliki keterampilan salon dan klinik kecantikan yang sesuai dengan perkembangan dewasa ini.

Ada empat keterampilan yang diajarkan dalam bidang kecantikan kulit. Perama, peserta dituntut untuk bisa menguasai perawatan wajah atau facial. Ada tiga bentuk perawatan yang diajarkan: dehidrasi, komedo, dan pigmentasi.

“Kalau sekarang, perawatan sudah menggunakan alat seperti facial steamer, high frequency, dan Wood Lamp. Disini peserta itu diajarkan juga untuk menguasai alat tersebut,” tegasnya.

Selain itu, peserta juga diberi keterampilan make-up dan perawatan tangan dan kaki dan pijat tubuh (body massage). Setelah mendapat teori, peserta praktik dengan membawa model masing-masing. Para instruktur mendampingi untuk memastikan mereka memahami tahapan kerja yang benar.

Ia mengakui mencari peserta untuk mengikuti program PKK menjadi tantangan paling besar. Hal ini seringkali imbas dari tidak seriusnya peserta dalam mengikuti kegiatan kursus. Ia tak ingin, program yang notabenenya dibiayai pemerintah ini tidak disia-siakan oleh peserta yang tidak sungguh-sungguh.

“Sebab, biayanya untuk kursus kecantikan kulit mahal, bisa mencapai belasan juta rupiah. Karena itu, saya selalu pastikan peserta memang sungguh-sungguh berkomitmen belajar sampai tuntas,” tutur dia.

59