Home Gaya Hidup Bukan Bali, Ini 5 Destinasi Prioritas Pemerintah, Jadi Alternatif Liburan Akhir Tahun

Bukan Bali, Ini 5 Destinasi Prioritas Pemerintah, Jadi Alternatif Liburan Akhir Tahun

Jakarta, Gatra.com - Berbicara tentang Pariwisata Indonesia, mungkin Bali masih menjadi primadona para turis dari berbagai mancanegara. Namun, saat ini Pemerintah Indonesia sendiri tengah fokus mengembangan berbagai destinasi wisata lain yang memiliki keindahan alam dan budaya yang tak kalah menasik dibanding Pulau Dewata.

Upaya Pemerintah dalam mengembangan Pariwisata Indonesia tersebut tercermin dalam program Lima Destinasi Super Prioritas (5 DSP), yang diyakini mampu mendongkrak industri pariwisata Indonesia di masa yang akan datang. Lima DSP yang merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) ini tersebar di lima provinsi di bagian barat, tengah, hingga timur Indonesia.

Keseriusan Pemerintah dalam upaya pembangunan DSP dilakukan secara komprehensif meliputi pengembangan infrastruktur aksesibilitas, amenitas, hingga jaringan telekomunikasi. Termasuk pula pengembangan produk wisata, perbaikan ekosistem ekonomi kreatif, hingga persiapan sumber daya manusia (SDM) di setiap lokasi.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pembangunan destinasi pariwisara prioritas masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia pada 2022-2024. Adapun, dalam RPJMN tersebut disebutkan bahwa, melalui 5 Pariwisata prioritas tersebut Pemerintah menargetkan konribusi sektor Pariwisata dalam Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2024 mencapai US$30 miliar, serta Peningkatan jumlah wisatawan nusantara menjadi 350-400 juta dan wisatawan mancanegara meningkat menjadi 22,3 juta kunjungan.

Adapun kelima destinasi prioritas tersebut adalah:

1. Danau Toba di Sumatera Utara

Sejumlah anak meninggalkan kapal usai mengikuti kegiatan belajar di atas kapal belajar Alusi Tao Toba di Dermaga Desa Simangulampe, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Senin (11/12/2023). Kapal belajar yang digunakan sejak tahun 2015 itu memiliki koleksi buku sebanyak 1.000 buku, berkeliling ke tujuh kabupaten di seputaran Danau Toba guna mencerdaskan anak dan menjaga minat baca sejak usia dini. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Danau Toba menjadi kawasan DSP memiliki pesona alam yang indah untuk dikunjungi. Sebagai danau vulkanik terbesar di Asia Tenggara dengan luas 1.145 kilometer, danau ini memiliki pesona alam yang luar biasa. Secara umum, ada 123 daya tarik wisata yang tersebar di 31 kecamatan di kawasan Danau Toba. Mulai dari wisata berbasis alam budaya hingga sejarah masyarakat Suku Batak.

Danau Toba juga punya potensi besar dikembangkan sebagai tujuan hiking dan trekking dengan beragam pilihan rute dan tingkat kesulitan. Bagi penyuka tantangan, bisa mengambil jalur Taman Eden, Pusuk Buhit dan Gunung Sipiso-piso. Sedangkan, untuk hiking jarak dekat, bisa memilih rute seperti di Bukit Holbung dan Danau Aek Natonang.

Hamparan air berwarna hijau kebiruan danau berpadu dengan pegunungan yang membentang di sekelilingnya. Pemandangan persawahan yang sejuk dipandang mata, sungai, dan air terjun juga mewarnai kawasan ini.

2. Borobudur di Jawa Tengah

Wisatawan mengunjungi kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/12/2023). Pengelola TWC Borobudur menargetkan kunjungan wisatawan masa ramai libur Natal 2023 dan tahun baru 2024 sebanyak 105.969 meningkat 24 persen dibanding tahun sebelumnya. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

DSP Borobudur secara koordinatif akan mencakup Borobudur - Yogyakarta, Solo - Sangiran, Semarang - Karimunjawa, serta 309 hektare kawasan pariwisata terpadu berbasis cultural eco-resort yang saat ini tengah dikembangkan.

Dengan cakupan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kawasan DSP ini memiliki banyak titik wisata menarik berpusat pada objek wisata berbasis budaya, sejarah, dan juga wisata alam baik yang alami maupun yang buatan. Kawasan ini juga kaya akan kearifan lokal budaya Jawa yang tercermin dalam kuliner yang khas, budaya sehari-hari masyarakatnya, hingga kerajinan tangan dan kesenian.

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 mencatat, DIY memiliki 189 objek wisata dan Jawa Tengah memiliki 290 objek wisata. untuk wisata sejarah dan budaya, tiga objek wisata di kawasan DSP ini yang dinobatkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Warisan dunia tersebut di antaranya Candi Borobudur di Magelang yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia, Candi Prambanan di Yogyakarta, dan situs manusia purba Sangiran yang terletak 15 kilometer dari Solo. Secara umum, kawasan Yogyakarta, Semarang, dan Solo pun banyak memiliki objek wisata berbasis budaya dan sejarah seperti Keraton Yogyakarta, Kota Lama Semarang, Keraton Solo, hingga berbagai candi selain Borobudur seperti Candi Ratu Boko dan Candi Mendut.

3. Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB)

DSP Mandalika dikembangkan menjadi sebuah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata dengan total area 1.175 hektare. Kawasan DSP Mandalika berada di sepanjang garis pantai menghadap Samudera Hindia, di bagian selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dari segi potensi wisata bahari, kawasan Mandalika dianugerahi pantai-pantai yang indah. Ada Pantai Kuta, Pantai Mandalika, Pantai Mawi, Pantai Mawun, Pantai Semeti, Pantai Selong Belanak, Pantai Serenting, Pantai Seger, dan Pantai Tanjung Aan. Tak hanya memiliki pemandangan yang indah, beberapa di antaranya juga menjadi favorit bagi para peselancar dan menjadi spot untuk melakukan olahraga air. Selain pantai, ada juga perbukitan indah seperti Bukit Benjon, Bukit Seger, Bukit Merese dan Batu Kotak.

Dengan adanya Mandalika International Circuit yang baru saja selesai dibangun, di masa yang akan datang diharapkan akan lebih banyak acara olahraga internasional diadakan di sini. Sejumlah kompetisi olahraga internasional telah berhasil digelar di sirkuit ini adalah MotoGP 2022, Asia talent cup and superbike world championship.

4. Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT)

Salah satu sudut pantai di Labuan Bajo  (Gatra/Birny Bierdieny)

Kawasan DSP Labuan Bajo yang ada di Flores, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) diproyeksi akan menjadi destinasi wisata premium di masa depan dengan segala potensi dan daya tarik wisata yang berbeda dari yang lainnya. Adapun saat ini Labuan Bajo dikenal sebagai pintu gerbang untuk menuju Pulau Komodo dan Taman Nasional Komodo, taman konservasi biawak purba raksasa Komodo yang merupakan warisan dunia versi UNESCO.

Potensi kawasan Labuan Bajo berpusat pada kecantikan bahari, petualangan alam, budaya masyarakat, hingga kehidupan liar di kawasan ini. Ada banyak cara untuk menikmatinya, baik dengan boat tour atau land tour. Di Puncak Waringin pengunjung bisa menikmati keindahan matahari terbenam dengan pemandangan deretan kapal-kapal di Labuan Bajo dari ketinggian.

Adapula opsi berlayar atau live-on-board di kapal pinisi dan berkeliling ke pulau-pulau terdekat seperti Pulau Padar, Pulau Kelor dan Gili Lawa. Kawasan ini dianugerahi dengan banyak spot diving seperti di Manta Point, Kanawa Island dan Taka Makassar. Untuk melihat kearifan lokal dan bagaimana masyarakat asli dan budaya mereka sehari-hari, wisatawan bisa berkunjung ke sejumlah desa wisata di DSP Labuan Bajo termasuk Desa Wisata Wae Rebo, Desa Cancar, Desa Bena dan Desa Liang Ndara.

5. Likupang di Sulawesi Utara

Pemandakan udara di kawasan wisata Likupang (Kemenparekraf.go.id)

 

DSP Likupang terletak di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, yang bisa ditempuh dalam waktu dua jam perjalanan dari Manado. Di kawasan Sulawesi Utara sendiri, wisata bahari dan bawah laut sudah populer sejak lama dengan adanya Taman Nasional Bunaken. Kawasan Likupang dan sekitarnya, tentu saja bisa menjadi destinasi baru yang bisa dieksplor untuk wisata bahari dan wisata bawah laut di luar Bunaken.

Pulau-pulau sekitar Likupang seperti Pulau Lihaga, Pulau Gangga, Bangka dan Lembeh contohnya, memiliki pantai-pantai yang indah dan dikelilingi oleh banyak spot diving dengan pesona bawah laut yang cantik.

Selain wisata bahari, kawasan Likupang dan Sulawesi Utara pada umumnya juga kaya akan kearifan lokal dan budaya yang kuat dipengaruhi oleh kebudayaan Minahasa. Kawasan ini memiliki kuliner yang khas seperti ikan cakalang suwir pedas, sambal roa, bubur Manado dan berbagai olahan berbasis hasil tangkapan laut.

Ke depan, kawasan DSP Likupang akan dikembangkan dalam bentuk Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dengan cakupan luas area KEK mencapai 197.4 hektare. Dalam KEK Likupang, rencananya akan dikembangkan resor kelas premium dan menengah. Di KEK ini juga direncanakan akan dibangun Wallace Conservation Center.

65