Home Politik Aksi Balasan untuk Pengunjuk Rasa yang Diterima Gibran, Bakar Ban di Depan Balai Kota Solo

Aksi Balasan untuk Pengunjuk Rasa yang Diterima Gibran, Bakar Ban di Depan Balai Kota Solo

Solo, Gatra.com - Gabungan Mahasiswa Solo Raya yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Solo Raya melakukan aksi demonstrasi di depan Balai Kota Solo, Kamis (8/2). Aksi ini sebagai balasan atas aksi mahasiswa yang dilakukan dua hari sebelumnya yang diterima Wali Kota Solo yang juga calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka di ruangannya.

Para mahasiswa yang melakukan aksi kali ini merupakan gabungan dari beberapa organisasi mahasiswa (ormawa). Di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan ormawa lainnya.

Aksi dimulai sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka memulai dengan orasi secara bergiliran. Mereka mengkritisi kepemimpinan Jokowi dan sistem demokrasi di Indonesia, termasuk pelanggaran etik yang dilakukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Aksi yang berlokasi di depan Balai Kota Solo ini berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Demo ini diwarnai dengan membakar ban. Sayangnya, tak berselang lama dimatikan pihak kepolisian karena menimbulkan polusi udara.

Aksi teatrikal juga dilakukan di depan massa pendemo. Di mana ada seorang kepala sekolah yang dimintai oleh anaknya untuk menempatkan di jabatan ketua OSIS. Padahal anak tersebut baru kelas 1 SMA. Kemudian si anak diminta menghubungi pamannya yang menjabat sebagai wakil kepala bagian kesiswaan.

Koordinator Aksi, Fierdha Abdullah Ali, mengatakan, aksi ini sebagai bentuk protes pada sistem demokrasi di Indonesia yang terjadi belakangan ini. Banyak pelanggaran etika yang dilakukan pemerintah.

Bahkan ada aksi yang mengatasnamakan mahasiswa dan mendukung salah satu pasangan calon (paslon) serta menitipkan harapan dan pesan.

”Kami menyayangkan demonstrasi yang terjadi beberapa hari lalu, kami anggap itu hanya gimmick belaka,” ujarnya.

Seharusnya demonstrasi merupakan aksi untuk memprotes kebijakan yang menyalahi. Namun aksi yang diterima Gibran pada Selasa (6/2) lalu, bukan merupakan demonstrasi mahasiswa yang sesungguhnya.

”Sebab demo yang kemarin itu hanya mendukung visi dan misi salah satu calon. Bahkan ada kesepakatan juga. Maka menurut kami, ini adalah langkah yang merusak gerakan mahasiswa. Harusnya demonstrasi itu memprotes kebijakan yang salah,” katanya.

Fierdha menegaskan bahwa saat ini mahasiswa Solo Raya tidak terkotakkan pada salah satu paslon tertentu. Sebab mahasiswa Solo Raya selalu independen.

”Kami mengawal demokrasi dengan damai. Kami harapkan bisa menghasilkan pemerintahan yang adil dan bersih. Sehingga menghasilkan Indonesia yang adil dan makmur,” katanya.

Sebagaimana diketahui, dua hari sebelumnya, ada aksi dari mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Solo Raya untuk Kepemimpinan Bermartabat (AMSR-UKB) yang melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota Solo, Selasa (6/2) lalu.

Massa aksi ini ditemui Cawapres 02 yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Gibran menandatangani pakta integritas dan bahkan menerima pendemo di ruangannya.

87