Home Nasional BP2MI Tindaklanjuti Kasus Penyiksaan Pekerja Asal NTT di Arab Saudi

BP2MI Tindaklanjuti Kasus Penyiksaan Pekerja Asal NTT di Arab Saudi

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran (BP2MI), Benny Rhamdani memastikan pihaknya telah menindaklanjuti dugaan kekerasan terhadap PMI asal NTT di Arab Saudi. Benny mengatakan BP2MI telah menghubungi perwakilan Kementerian Luar Negeri Indonesia di Arab Saudi, untuk segera mengadvokasi PMI tersebut.

"Kepala balai di NTT aktif (merespon kasus ini) dan kami juga ikut tangani langsung. Jadi setiap ada masalah, kasus, gerak kami pasti sangat cepat dalam memberikan respon," kata Benny usai meresmikan Migran Press Room di halaman Kantor BP2MI, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (5/3).

Hal ini sejalan dengan tagline BP2MI 'Gerak Masif, Kerja Progresif'. Benny meminta kepada seluruh bawahannya untuk cepat merespon keluhan, bahkan aduan yang datang dari pahlawan devisa.

"Ayo kerja berlari. Jangan kerja dengan berjalan kaki. Siapa yang memilih kerja jalan kaki, maka dia akan ketinggalan kereta. Pasti saya akan tinggalkan. Saya butuh orang-orang the dream team yang memang memiliki empati hari nurani kepedulian kepada PMI dan keluarganya untuk gerak cepat dalam merespons," papar Benny.

Mengenai dugaan PMI tersebut berangkat dengan jalur non-prosedural, Benny pun tidak menampiknya. 

"Ketika kami lihat itu tidak terdaftar namanya, kemungkinan besar, patut diduga penempatan secara tidak resmi," ucap Sekjen Partai Hanura itu.

Kendati, menurut Benny, negara harus tetap bertanggungjawab memberikan jaminan perlindungan kepada rakyatnya. Sebab, yang mesti dihukum adalah mafia penempatan ilegal.

"Siapa yang menempatkan itu lah yang harus dikejar. Itu yang harus diseret secara hukum. Tapi, apakah itu tugas BP2MI, bukan. Itu kami serahkan kepada penegak hukum," tegas eks anggota DPD RI itu.

Menurut Benny, mengejar mafia penempatan ilegal merupakan pekerjaan mudah. Pihaknya juga telah memetakan aktifitas para mafia penempatan ilegal. Mulai dari cara, daerah, hingga jalur pemberangkatan PMI yang dijadikan korban.

"Misalnya PMI asal NTT diberangkatkan ke Malaysia, NTB selain Malaysia, juga ke Timur Tengah, kemudian jalur yang digunakan, apakah darat, pelabuhan, bandara, dan kemudian transit di mana," tutur Benny.

"Ini sudah kami paparkan dalam rapat di hadapan Menko Polhukam, gugus tugas. Jadi untuk mencegah, memenjarakan sekalipun mudah yang penting adalah komitmen. Di antara aparatur negara tidak main mata dan tidak menjadi bagian dari sindikat penempatan mafia ilegal," katanya.

Sebelumnya, akun TikTok @darmawaty9708 memposting sebuah video berdurasi 5 menit. Video itu menampilkan seorang wanita berhijab hitam, menangis tersedu-sedu. Matanya tampak bengkak dan sembab.

Wanita itu diduga merupakan seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi. Dia mengaku mendapat ancaman dari majikannya. Dia mengharapkan bantuan dari sanak keluarganya di Maropokot, Kabupaten Nagekeo, NTT.

"Assalamualaikum, teman-teman yang di TikTok, yang Indonesia atau tidak di sini Arab, TKW-TKW (tenaga kerja wanita). Kalian pernah merasa atau tidak ni. Saya mau cerita. Mungkin ini video terakhirku," ucap PMI tersebut.

"Untuk keluarga yang di Mbay, Maropokot orang tuaku dan saudaraku mohon nonton video adikmu ini, anakmu ini. Saya diancam, kalau berani jawaban omongannya di potong lidahku. Habis itu gajiku tidak akan dikasi. Saya tidak akan dikasi pulang ke Indonesia. Kecuali uang semuanya yang saya kerja selama ini dikasi kembali. Padahal saya kerja kasihan, saya kerja di sini," lanjutnya.

54