Home Gaya Hidup Film Kucumbu Tubuh Indahku Diboikot, Produser Ifa Isfanyah Buka Suara

Film Kucumbu Tubuh Indahku Diboikot, Produser Ifa Isfanyah Buka Suara

Jakarta, Gatra.com - Satu minggu setelah film Kucumbu Tubuh Indahku karya Garin Nugroho rilis di bioskop, muncul petisi penolakan dan diikuti boikot di beberapa kota di Indonesia.

“Untuk menyikapi kasus ini agar situasi tidak semakin memanas dan dipakai oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan, kami sebagai rumah produksi yang bertanggung jawab memproduksi dan mendistribusikan film Kucumbu Tubuh Indahku merasa perlu untuk mengeluarkan surat pernyataan,” tulis produser Ifa Isfansyah dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Kamis (2/5).

Beberapa poin yang menurut Ifa perlu dijelaskan tentang visi kreatif, visi produksi, dan visi distribusi mereka adalah sebagai berikut:

1. Fourcolours Films adalah sebuah rumah produksi yang berdiri di Yogyakarta pada 2001 yang sejak awal sangat fokus pada budaya dan isu-isu sosial yang terjadi di Indonesia. Untuk itu kami selalu mendukung sutradara-sutradara yang mempunyai visi dalam berkarya dan bersuara lewat seni.

Hal tersebut yang mendasari karya-karya film yang kami produksi bukan sebuah produk yang berorientasi pada pasar. Jalur distribusi yang kami pilih adalah tempat-tempat yang memberi ruang untuk apresiasi pada karya film kami, seperti festival film. Setelah itu kami selalu ingin mempertemukan karya film kami dengan penonton yang lebih luas, dalam hal ini adalah jalur bioskop konvensional. Hal ini selalu kami lakukan karena kami ingin memberikan edukasi tentang keberagaman film Indonesia kepada masyarakat. Bahwa film tidak hanya hiburan, tapi juga seni dan gagasan.

Baca Juga: Film Kucumbu Tubuh Indahku Ditolak di Palembang

2. Dari visi kami di atas, karya film kami sebelumnya adalah Siti (2015) karya Eddie Cahyono yang mendapatkan Film Terbaik dan Skenario Asli Terbaik Piala Citra dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2015 dan telah diputar di 47 festival film Internasional. Lalu, Turah (2016) karya Wicaksono Wisnu Legowo yang merupakan film perwakilan Indonesia untuk Oscar Academy Awards 2018 dan telah diputar di 24 festival film Internasional. Ada juga Sekala Niskala (2017) karya Kamila Andini yang mendapatkan Grand Prix di Berlinale Jerman 2018 dan telah diputar di 89 festival film internasional.

Film Kucumbu Tubuh Indahku (2018) karya Garin Nugroho sendiri mendapatkan penghargaan film yang mewakili keberagaman budaya dari UNESCO. Sejauh ini telah diputar di 31 festival film Internasional.

3. Sebagai rumah produksi, kami sangat memahami sekali bahwa Film Kucumbu Tubuh Indahku bersumber dari riset tari Lengger Lanang di Banyumas (penari laki-laki menarikan tarian perempuan), yang sudah ditulis dalam Serat Centhini sejak jaman Kerajaan Majapahit, hingga Bissu di Sulawesi. Selama 3 tahun ini Garin Nugroho bersama penari dan koreografer terkemuka Rianto (penari Lengger Lanang Banyumas) dan tim riset telah melakukan perjalanan riset, sekaligus sebagai materi seri karya tari, salah satu karya bertajuk Medium yang menjadikan Garin Nugroho sebagai dramaturg. Medium sudah dipentaskan berkeliling 12 kota di dunia. Berfokus pada perjalanan tubuh Rianto sebagai penari Lengger Lanang, yang menghadapi sisi maskulinitas dan feminitas dalam tubuhnya, menjadikan tubuh sebagai ilmu humaniora yang penting.

4. Film Kucumbu Tubuh Indahku memberi tema menumbuhkan spirit keberagaman budaya, yaitu penghormatan hidup bersama dalam keberagaman secara damai dan produktif tanpa kekerasan, persekusi, dan diskriminasi dengan penghormatan beragam perbedaan. Untuk itu juga salah satu alasan UNESCO memilih film ini sebagai film yang mewakili keberagaman budaya dalam ajang Asia Pasific Screen Awards di Brisbane 2018. Kemudain diputar di head quarter UNESCO Paris di Desember 2018.

Baca Juga: Film Terbaru Garin Nugroho, Kucumbu Tubuh Indahku Siap Tayang Besok

5. Kami sebagai rumah produksi bersama lembaga pemerintah merasa film ini juga perlu untuk ditayangkan di Indonesia. Karena justru di saat film ini sudah mampu menjadi bagian dari perkembangan industri film global, Indonesia sebagai sebuah negara harus mampu menjadi tuan rumah untuk film yang mengangkat budayanya sendiri.

Meskipun begitu, kami telah mempertimbangkan banyak hal sebelum film ini kami rilis ke publik yang lebih luas. Untuk itu kami telah melalui proses hukum dan juga peraturan pemerintah yang berlaku tentang peredaran film di bioskop. Pada 26 November 2018 film Kucumbu Tubuh Indahku telah didaftarkan ke Lembaga Sensor Film (LSF). Hasilnya adalah dari keseluruhan adegan di dalam film, ada 3 (tiga) bagian yang harus disesuaikan untuk mendapatkan klasifikasi penonton 17 tahun ke atas. Setelah itu film Kucumbu Tubuh Indahku mendapatkan Surat Lulus Sensor nomor 1668/DCP/NAS/REV/17/12.2023/2018 dan berlaku sampai dengan 12 Desember 2023. Dengan semua pertimbangan tersebut, film Kucumbu Tubuh Indahku kami edarkan bersama jaringan bioskop dengan sangat terbatas.

“Demi keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia yang damai dan tenteram, atas dasar saling menghargai, seperti yang sesungguhnya film ini utarakan, Fourcolours Films sangat terbuka untuk kemungkinan berdialog dengan pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan karya film kami ini. Kami juga menghimbau untuk semua pihak yang mungkin hanya mengenal film kami dari permukaannya saja, untuk bersama mengisi diri tentang keberagaman Indonesia dan budayanya, membuka hati dan pikiran untuk memahami film kami lebih jauh dengan menonton dan berdiskusi,” pungkas Ifa.

 

 

 

 

1267