Home Ekonomi Produksi Blok Mahakam Jeblok, Pengamat Energi: Pertamina Tidak Bisa Memaksimalkan Kinerja

Produksi Blok Mahakam Jeblok, Pengamat Energi: Pertamina Tidak Bisa Memaksimalkan Kinerja

Jakarta, Gatra.com - Hingga kuartal satu tahun 2019 (I/2019), produksi Blok Mahakam kembali jeblok. Sejak pengelolaan Blok Mahakam beralih dari Total E&P Indonesia ke PT Pertamina pada 1 Januari 2018, produksi Blok Mahakam menurun secara kontinu.

Pengamat ekonomi energi UGM Fahmi Radhi mengatakan lifting minyak yang diproduksi Blok Mahakam hanya mencapai 85%. Paling rendah dari 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) utama produksi minyak dan kondensat.

 "Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan produksi pada kuartal I/2018 yang mencapai 924 ribu boedp," katanya ketika dihubungi Gatra.com, Kamis (23/05).

Ia membandingkan saat dikelola oleh Total E&P, produksi Blok Mahakam pada 2017 bisa melebihi 1.000 boedp, dengan cadangan sebesar 4,9 TCF gas, 57 juta barel minyak, serta 45 juta barel kondensat.

Sebab itu, Fahmi menyatakan jebloknya produksi Blok Mahakam bukan hanya akibat kondisi Wilayah Kerja (WK) Blok Mahakam yang merupakan sumur tua.

Dalam waktu bersamaan, pencapaian produksi migas dari perusahaan asing dan perusahaan swasta nasional (yang juga mengebor sumur tua) justru mengalami peningkatan. Produksinya bahkan melampaui target APBN.

Malahan, ia menduga, jebloknya produksi Blok Mahakam mengindikasikan PT Pertamina tidak mampu memenuhi komitmen awal saat mengajukan pengelolaan Blok Mahakam.

"Pertamina sejak 2008 telah berulang kali mengajukan usulan ke Menteri ESDM untuk mengelola Blok Mahakam secara mandiri," jelasnya.

Menurutnya, Pertamina telah berkomitmen mengalokasi dana investasi untuk optimalisasi produksi. Hal ini agar tidak terjadi penurunan produksi. Terutama apabila ditunjuk sebagai operator tunggal Blok Mahakam.

"Namun, faktanya Pertamina tidak mampu memenuhi komitmennya untuk menaikkan produksi migas," katanya.

1289