Home Gaya Hidup Masjid Raya Al Mahsun Medan Dirancang Dengan Matang

Masjid Raya Al Mahsun Medan Dirancang Dengan Matang

Medan, Gatra.com – Kekayaan Masjid Raya Al Mahsun Medan yang menjadi icon Kota Medan bukan hanya pada arsitektur dan kontruksi bangunannya. Selain sejumlah nilai dan makna yang tersirat dalam desain bangunannya, Masjid yang didirikan di awal abad ke 19 tersebut sudah dipersiapkan untuk menghadapi perkembangan zaman di era saat ini.

Pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Raya Al Mahsum, Muhammad Hamdan mengatakan bahwa pembangunan Masjid Raya Al Mahsun penuh dengan perencanaan yang matang. Tata letak masjid bersebelahan dengan Taman Sri Deli, dan hanya berjarak beberapa ratus meter dari Istana Maimun.Terletak di pusat kota, agar mudah dijangkau dari berbagai penjuru.

Masjid juga berada dilintasan utama kota, sehingga pelancong dan musafir dapat singgah di masjid. Hal tersebut terbukti dimana saat ini banyak wisatawan yang datang. Baik lokal maupun wisatawan manca negara. Pihak pengelola Masjid juga sangat terbuka. Namun pengunjung harus mengikuti aturan yang diterapkan. Contohnya menggunakan pakaian yang sopan dan berbusana muslim.

Selain itu, bangunan Masjid Raya Al Mahsun dibuat lebih tinggi dari jalan. Dengan bahan timbunan pasir sehingga padat. Jika dilihat dari kondisi saat ini, makan bangunan tersebut sudah dipersiapkan untuk kondisi kota dengan kepadatan penduduk. Termasuk dari ancaman banjir.

Disisi lain, kontruksi dari bangunan juga tergolong sangat bagus. Walau usia sudah melebih satu abad, namun masjid masih berdiri kokoh. Menjadi tempat syiar atau penyiaran agama Islam di Indonesia khususnya Kota Medan.

Bangunannya megah dan cukup besar. Sehingga menjadi icon Kota Medan. Selain itu, didalam masjid juga ada dua mimbar. Mimbar pertama dipergunakan untuk khatib, sedangkan mimbar yang ada di saf atau barisan wanita fungsinya untuk bilal.

"Masjid ini bisa menampung sekitar 2 ribu jamaah, jadi zaman dahulu tidak ada pengeras suara. Makmum kesulitan mendengar suara imam, makanya ada bilal yang untuk membantu jamaah mendengar instruksi imam ketika salat," urainya.

Karena telah masuk Cagar Budaya Kota Medan, Hamdan mengatakan Masjid Raya Al Mahsun belum pernah diganti. Hanya dibeberapa bagian saja, itupun renovasi tanpa merubah warna dan bentuk asli.

"Kalau masjid tidak pernah ditambah luasnya, hanya kamar mandi saja yang pernah ditambah (luas). Warna asli masjid juga tidak diganti, kemarin ada perbaikan jendela yang menghadap keluar, rusak karena terkena panas dan hujan, itu diganti tapi tetap dengan motif dan warna yang sama," jelasnya.

Reporter : Putra TJ

1556