Home Gaya Hidup Malioboro Tanpa Kendaraan Bermotor, Segera Diujicobakan

Malioboro Tanpa Kendaraan Bermotor, Segera Diujicobakan

Yogyakarta, Gatra.com- Dalam upaya menunjukkan ikon Malioboro sebagai destinasi belanja dan kesenian, Pemerintah Daerah (Pemda) DI Yogyakarta secara bertahap mewujudkan semi pedestarian. Uji coba Malioboro tanpa kendaraan bermotor akan dilakukan selama dua hari, yakni 18 dan 19 Juni mendatang. 

"Kami uji coba sekali dulu, laporan terakhir tanggal 18 dan 19 (Juni). Setelah itu kami evaluasi, kalau lancar bisa seminggu dua kali, dan seterusnya. Kami ingin menunjukkan ikon Malioboro untuk destinasi berbelanja dan kesenian," kata Gatot Saptadi, Sekda DIY ditemui di Kantor Kepatihan, Senin (10/6). 

Baca juga: Pengusaha Malioboro Keluhkan Kebijakan Pemerintah

elama uji coba, Malioboro nantinya hanya akan dilewati oleh angkutan tak bermotor seperti Sepeda, Andong dan Becak. Selain itu angkutan umum Trans Jogja juga tetap diperbolehkan beroperasi melewati jalan itu. "Setelah itu dari situ dapat kami lihat mana yang harus dievaluasi. Ya kalau tidak diujicoba kami tidak tahu problemnya," katanya. 

Dampak dari Malioboro tanpa kendaraan bermotor itu pastinya pada arus lalu lintas di sekitarnya. Kemudian aktivitas toko di sana, apakah akan sepi atau tidak baru diketahui. 

"Kita buktikan, apakah begitu tidak ada mobil lewat aktivitas toko sepi? Kan belum tentu. Orang bisa jalan di situ, malah justru bisa berlama-lama berbelanja kalau saya lihat," ujarnya. 

Baca juga: Jokowi dan Jan Ethes Berlebaran di Malioboro

Setelah uji coba ini, secara bertahap pihaknya juga akan melakukan penataan lapak pedagang. Mereka yang biasanya menempel di depan toko, akan di pindah lebih ke depan atau di tengah pilar. "Yang menempel toko, bersih. Jadi nanti ada di tengah pilar itu menghadap toko dan menghadap jalan," kata Gatot. 

Mengenai kantong-kantong parkir juga akan menjadi bahan evaluasi. Selama ini yang ada, yakni di Abu Bakar Ali, Ngabean, maupun depan Senopati akan dimaksimalkan. 

Gatot juga menganggap adanya respon dari kalangan masyarakat yang menolak pemberlakuan Malioboro semi pedestarian merupakan hal yang wajar. Menurutnya hanya kurang komunikasi saja. "Itu bagian dari dinamika kegiatan yang harus dilakukan," ucapnya. 

Baca juga: Presiden Beli Daster Rp50 Ribu untuk Ibu Negara di Pasar Beringharjo

Terpisah, Sadana Mulyono, Ketua Paguyuban Pengusaha Malioboro dan Ahmad Yani (PPMAY) mengatakan, ia mempersilakan pemerintah daerah melakukan uji coba itu. Setelah itu pihaknya pun juga melakukan evaluasi hasilnya. 

"Prediksi kami toko akan sepi. Tapi kalau misal bersikukuh uji coba ya tak masalah. Nanti akan timbul reaksi, kami akan evaluasi," katanya. 

Sepinya aktivitas diperkirakan dialami di toko-toko yang letaknya jauh dari kantong parkir. Permasalahan lainnya, orang tua yang biasa tinggal di toko maka cukup berat jika harus berjalan kaki dari kantong parkir. 

"Kendaraan yang melaluinya, menggunakan Andong dan Becak itu kemunduran zaman. Tapi bagi kami, silakan saja (uji coba)," ucapnya.(Ridho Hidayat/Gatra.com)

232