Home Gaya Hidup Didi Kempot Ciptakan 700 Lagu, Tema Patah Hati Lebih Disukai

Didi Kempot Ciptakan 700 Lagu, Tema Patah Hati Lebih Disukai

Solo, Gatra.com – Musisi campursari kenamaan asal Solo, Didi Prasetyo, yang populer dengan nama Didi Kempot, sampai saat ini sudah menelurkan tak kurang dari 700 lagu. Mayoritas lagu karyanya itu merupakan lagu patah hati. Tak heran, oleh penggemarnya Didi dinobatkan sebagai Bapak Patah Hati Nasional.

”Karena lagu patah hati itu sangat mudah diterima masyarakat. Makanya saya senang membuat lagu patah hati,” ucap Didi saat ditemui Gatra.com, Minggu (16/6).

Namun bukan berarti dia tak pernah menciptakan lagu romantis dengan suasana ceria. Didi bahkan punya satu lagu spesial, yakni Layang Kangen. Lagu ini kata dia adalah pengalamannya sendiri.

”Layang Kangen ini sesuai dengan suasana rindu, sangat cocok untuk orang yang sedang tugas dinas yang jauh dari kekasih atau pasangannya,” ucapnya.

Baca Juga: Didi Kempot Ciptakan Lagu Baru tentang Suriname

Produktivitas Didi menciptakan lagu memang tak diragukan lagi. Lord Didi, begitu penggemarnya menyebut Didi Kempot di media sosial, bisa menghasilkan satu lagu dalam 2-3 bulan.

”Dari kecil saya sudah terbiasa menulis lagu. Ayah saya Mbah Ranto (Ranto Gudel) merupakan seniman. Kakak saya, Mas Sentot dan Mas Mamiek juga seniman. Meski jalurnya masing-masing, saya konsisten dalam memilih jalur musik, menyanyi, dan menciptakan lagu,” ucapnya.

Dari dulu, Didi punya kebiasaan unik saat menciptakan lagu. Ia mengamati suatu tempat tertentu lalu pindah ke tempat lain seperti mengamen. Didi Kempot memang mengawali karir dari mengamen di jalanan.

Baca Juga: Didi Kempot: Bapak Patah Hati Enggak Masalah, Asal Bukan Patah Semangat

Tak heran, Didi menciptakan lagu dengan latar seuatu tempat atau lokasi, seperti Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, dan Taman Jurug.

”Sebab di sana saya mengamati. Misalnya di Stasiun Balapan, ada yang pamitan dengan berpelukan dan melambaikan tangan. Itu sangat bagus dijadikan lagu,” ucapnya.

Pria 52 tahun ini dulu juga punya kebiasaan seusai menciptakan lagu. Dia membawakan lagu baru karyanya itu untuk mengamen di dalam bus.

”Bagus atau tidaknya lagu saya tahu dari orang yang memberinya (uang) berapa. Semakin banyak orang memberikan uang, saya tahu lagunya semakin disukai. Tapi kebiasaan itu sudah jarang saya lakukan,” ucapnya.

 

 

844