Home Gaya Hidup Rumah Baca Oryza Sativa, Ruang Literasi Pelindung Peradaban

Rumah Baca Oryza Sativa, Ruang Literasi Pelindung Peradaban

Serdangbedagai, Gatra.com – Kehidupan masyarakat di pedesaan kerab jauh dari dunia edukasi. Keterbatasan sumber literasi alasan rendahnya kecerdasan. Dampaknya sangat negatif pada masyarakat. Karena bukan hanya mempengaruhi pola kepintaran. Namun berbuntut pada kehilangan hak – hak sebagai masyarakat.

Hal itulah yang dilihat oleh Abdul Firman, pendiri rumah baca Oryza Sativa. Kuranganya sarana dan prasaranan dalam mendukung kemampuan dan keterampilan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah dianggap sebagai ancaman. Hingga akhirnya dia mendirikan satu komunitas baca di tengah perkampungan warga di Dusun V Timur Desa Pematang Pelintahan, Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Baca Juga: Soekirman, Orang Jawa Yang Mengistimewakan Batak

Dia meyakini, dengan membuka rumah baca tersebut, masyarakat dapat lebih cerdas. Kecerdasana itu merupakan pelindung hak – hak mereka sebagai manusia yang sudah memiliki peradaban. Karena, hidup di kawasan pertanian merupakan berkah sekaligus tantangan. Untuk itu dibutuhkan ruang literasi, tempat mengedukasi warga melindungi peradaban mereka.

Firman mengatakan bahwa masyarakat desa selama ini sangat kurang mendapat kesempatan untuk pintar. Sekalipun memiliki hamparan sawah dan ladang sebagai kekayaan untuk menjamin keberlangsungan hidupnya. Maraknya alih fungsi lahan, pembangunan industri dan pemukiman penduduk yang menyebabkan berkurangnya areal pertanian. Termasuk penggunaan teknologi, dan rendahnya taraf pendidikan. Keseluruhannya menurut Firman sebagai ancaman serius bagi para petani

Baca Juga: Mendikbud Ingatkan Pentingnya Literasi di Abad 21

“Dampak rendahnya dunia lieterasi itukan kepada petani itu juga. Karena minimnya pendidikan membuat petani menjadi objek penderita serta korban dari subjek yang tidak bernuari. Cara yang bisa menyelamatkan mereka dengan kehidupannya hanya dunia literasi. Untuk itu kita mendiri rumah baca di kampung. Serta saat ini membangun rumah baca di pinggir persawahan,” jelasnya.

Dasar utama dalam pembangunan rumah baca di pinggiran sawah untuk memberikan kedekatan masyarakat dengan alam kehidupannya serta dunia edukasi. Pada akhirnya semua akan terakumulasi dalam pola pikir yang baik. Melindungi peradaban, menjaga alam, dan membangun manusia dengan sistematika berpikir. “Perlu dilakukan upaya untuk menjawab segala bentuk ancaman. Anak - anak mereka sebagai generasi penerus harus dijamin pendidikan dan tingkat kecerdasannya. Ini yang mendasari hadirnya Rumah Baca Oryza Sativa,” ungkap Firman.

Baca Juga: Gerakan #BacaJakarta Tingkatkan Literasi Anak

Beberapa fungsi rumah baca adalah sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri. Selain itu, meningkatkan minat baca masyarakat maupun sumber rujukan bagi pembelajaran atau kegiatan akademik lainnya. Keberadaan rumah baca diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, membangun kecerdasan dan keterampilan literasi anak-anak maupun masyarakat umum lainnya.

Rumah Baca Oryza Sativa ini juga diproyeksikan menjadi sumber hiburan (rekreatif) yang bersifat edukatif bagi anak-anak maupun warga masyarakat. Nantinya, petani dan anak - anak di desa memanfaatkan hari libur dan waktu senggang untuk datang ke rumah baca guna. Dengan harapan mereka memperoleh pengetahuan maupun informasi baru dan bermanfaat.

Baca Juga: Sekolah Kampung Sergai Menjadi Sekolah Rujukan Nasional

Saat ini, pembangunan rumah baca Oryza Sativa membangun fasilitas baru di pinggir sawah. Pembangunan tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama di Dusun V Timur Desa Pematang Pelintahan, Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Peletakan batu pertama tersebut juga dihadiri oleh pengurus Forum Masyarakat Literasi Indonesia (Formalindo) Kabupaten Serdang Bedagai, Rohadi Soled, serta anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pematang Pelintahan Indrayanto dan beberapa relawan Rumah Baca Oryza Sativa.

Reporter: Baringin Lumban Gaol

331

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR