Home Gaya Hidup Soekirman, Orang Jawa Yang Mengistimewakan Batak

Soekirman, Orang Jawa Yang Mengistimewakan Batak

Medan, Gatra.com – Belakangan nama H Soekirman populer bagi masyarakat Batak. Kehadirannya di salah satu acara yang diselenggarakan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Jakarta beberapa waktu lalu, memperlihatkan sisi lain dari kepribadian lelaki berdarah Jawa tersebut.

Dikenal sebagai Bupati di kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dengan manajemen pemerintahan yang baik, Soekirman juga memiliki kemampuan berbahasa Batak yang sangat baik. Selain mampu berbahasa Batak, mantan akademisi Fakultas Pertanian (FK) Universitas Sumatera Utara (USU) ini juga memahami filosfi kehidupan Batak.

Baca Juga: Ganindra Bimo Tak Kesulitan Memerankan Orang Batak

Pemahaman itu juga yang di paparkan Soekirman dalam pertemuan di acara Konsultasi Nasional (Konas) HKBP, di Gedung Sopo Marpingkir, Cakung, Jakarta Timur, Juli 2018 lalu. Acara yang didokumentasikan dan di upload ke youtube tersebut berhasil menarik perhatian banyak masyarakat.

Bahkan saat ini tercatat video tersebut sudah ditonton 180 ribu kali. Jumlah penonton ini tertinggi dibandingkan narasumber lain seperti Anies Baswedan dan Luhut Binsar Panjaitan di acara yang sama dan chanel youtube yang sama.

Selain itu, chanel yang menampilkan Soekirman tersebut juga di komentari lebih dari 200 penonton. Hampir keseluruhan komentar memuji kemampuan Soekirman dalam berbahasa Batak, pemahaman tentang budaya dan filosofi Batak.

Baca Juga: Pariban: Idola dari Tanah Jawa Kenalkan Adat Batak Lewat Komedi

Soekirman mengaku bahwa filosofi itu juga diterapkan dalam kehidupannya. Dia memahami kehidupan masyarakat Batak. Termasuk keseharian dan budayanya. Soekirman bangga pernah tinggal bersama masyarakat Batak. Dapat memahami kehidupan dengan berbagai pesan moral yang ada dalam budaya Batak.

“Saya tidak tau sejak kapan saya mengetahui bahasa Batak, karena di keluarga kami menggunakan bahasa Jawa dan hidup dengan kebiasaan keluarga Jawa. Yang pasti saya mulai terbiasa dengan kehidupan Batak itu sejak masa kecil. Saya bersahabat dan berteman dengan orang Batak. Baik di kampung maupun di sekolah,” katanya dalam salah satu pertemuan dengan Gatra.com.

Baca Juga: Jokowi Kagumi Keberagaman di Sumut

Soekirman mengatakan bahwa dalam budaya Batak banyak aturan yang menata lingkungan sosial. Penempat diri serta pola hidup dengan kerukunan yang baik. Selain itu dalam berbagai pesan – pesan budaya yang terkandung dalam uppama atau upasa yaitu pantun dalam bahasa Batak juga menyiratkan pesan dan nilai kehidupan yang baik. Karena itu Batak bagi Soekirman sangat istimewa.

"Tidak semua suku bisa memiliki nilai yang demikian. Adat mengatur kedudukan seseorang dalam suatu acara. Karena itu saya ikut tertarik untuk melestarikannya. Baik lewat literasi maupun dalam pesan – pesan dalam beberapa pertemuan,” jelasnya.

Baca Juga: Anti Penindasan dan Kerakusan, Warisan Kepahlawanan Sisingamangaraja XII yang Dilupakan

Soekirman menjelaskan bahwa budaya Batak juga sudah mulai banyak yang terkikis kemajuan teknologi. Termasuk hilangnya bahasa Batak. Misalnya, undangan yang disampaikan melalui seluler dan dijawab melalui seluler juga. Padahal kehadiran atau pertemuan dalam masyarakat Batak itu memiliki pesan dan nilai yang sangat tinggi. Karena hanya di acara adat masyarakat Batak ada ditentukan kedudukan seseorang.

“Dimana posisi tulang atau paman, dongan tubu atau kerabat semarga, boru atau anak perempuan dan dongan sahuta atau kerabat satu kampung. Semua diatur. Jadi jika hanya disapa melalui seluler maka akan hilang begitu saja. Posisi itu tidak akan di tempati,” jelasnya.

8978